Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo maju sebagai capres 2014 kepada wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Jakarta (14/3). Dalam keterangannya Ahok menyatakan siap menggantikan posisi Gubernur dan mendukung pencalonan Jokowi sebagai presiden dari partai PDI-P. ANTARA/Muhammad Adimaja
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kesal lantaran kamera closed-circuit television (CCTV) belum dipasang di beberapa kantor pemerintahan. "Padahal kami sudah minta dari tahun lalu ke Dinas Komnifo, tapi baru dikerjain sekarang," kata Ahok di Balai Kota, Senin, 17 Maret 2014.
Ahok mengatakan pemasangan kamera CCTV dia perlukan untuk memantau kerja satuan kerja perangkat daerah di beberapa kantor, seperti kelurahan, kecamatan, dan puskesmas. "Baru di PU (Dinas Pekerjaan Umum DKI) yang dipasang. Kami bisa memantau ketinggian air. Ruas jalan bus masih berantakan," kata Ahok.
Dengan terpasangya kamera pemantau di beberapa tempat pelayanan publik, menurut Ahok, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa melakukan pemantauan dari Balai Kota. "Jadi kami tidak blusukan lagi dan bisa melihat mana yang memberi pelayanan baik, mana yang petugasnya cemberut saat melayani warga," ujarnya.
Ahok menampik jika pemasangan kamera CCTV itu disebut untuk mengurangi beban pekerjaannya jika menjadi Gubernur, yakni dengan tidak blusukan lantaran bisa memantau anak buahnya dari Balai Kota. "Bukan. Ini kan juga rencana dari Pak Gubenur (Joko Widodo). Jadi bisa pantau dan putar rekaman dari CCTV. Seperti di puskesmas, kami bisa pantau,” katanya.