TEMPO.CO, Bogor - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan dengan intensitas di atas normal di Bogor hingga Jakarta masih akan terjadi sampai Mei. Hujan ekstrem merupakan dampak dari perubahan musim penghujan ke musim kemarau yang diperkirakan jatuh pada pertengahan Agustus hingga September mendatang.
"Gumpalan awan rendah 10-20 kilometer ini masih tetap berpotensi menjadi hujan lokal yang cukup ekstrem di wilayah Bogor, Depok, Bekasi, dan Jakarta," kata Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor Dedi Sucahyono, Selasa, 22 April 2014.
Dedi mengatakan kondisi cuaca ekstrem dengan curah hujan cukup tinggi tersebut masih tetap terjadi sepanjang April ini hingga pertengahan Mei mendatang. "Sedangkan pada akhir Mei hingga Juni dan pertengahan Juli mendatang intensitas hujan akan berkurang," katanya.
Namun sepanjang April hingga Mei pula ada kecenderungan hujan bersifat lokal disertai angin puting beliung. Ini gejala wajar memasuki pergantian musim. "Hujan yang terjadi saat ini merupakan hujan lokal dengan radius 20-40 kilometer," ujarnya.
Ia mengatakan curah hujan yang tinggi di Jabodetabek ini merupakan akibat dari suplai uap air yang masih cukup banyak karena suhu permukaan Laut Jawa masih hangat. "Berdasarkan data 14-22 April, curah hujan tertinggi sebesar 62 milimeter dan terjadi di kawasan Puncak," tuturnya.
Dedi mengimbau masyarakat tetap waspada. Disamping udara masih cukup lembab, angin darat yang masih kuat bisa mengakibatkan puting beliung. "Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada memasuki musim kemarau, perubahan iklimnya sangat cepat. Meski pagi hingga siang cuaca sangat terik, akan tetapi memasuki sore hari akan terjadi hujan lebat," katanya.
SIDIK PERMANA
Terpopuler
PNS Pemilik Rp 1,3 T Diduga Setor ke Perwira TNI
Harta Hadi Poernomo, dari Bekasi hingga California
Tersandung Skandal Pajak, Ini Reaksi Bos BCA
Bertambah, Korban Pelecehan Seksual di JIS
Berita terkait
Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa
2 jam lalu
Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia
Baca SelengkapnyaWarga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali
6 jam lalu
BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.
Baca SelengkapnyaMasuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal
7 jam lalu
BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.
Baca SelengkapnyaSelalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?
7 jam lalu
BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.
Baca SelengkapnyaPrakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir
7 jam lalu
Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.
Baca SelengkapnyaSuhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata
14 jam lalu
Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG
Baca SelengkapnyaFakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG
21 jam lalu
Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.
Baca SelengkapnyaBMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara
23 jam lalu
Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas
Baca SelengkapnyaBMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia
1 hari lalu
Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.
Baca SelengkapnyaPeringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir
1 hari lalu
Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.
Baca Selengkapnya