"Kami datang untuk membawa apa yang diminta pihak Kepolisian," ujar kuasa hukum Timothy Carr, Arry Ponto, Selasa, 6 Mei 2014. Ia menyatakan dokumen itu antara lain foto-foto murid taman kanak-kanak di sekolah tersebut.
Arry menduga permintaan itu terkait dengan kemungkinan adanya korban lain kasus kekerasan seksual di sekolah tersebut. Polisi, ia memperkirakan, akan menggunakan foto-foto itu untuk diklarifikasikan kepada para tersangka.
Kedatangan Tim Carr, menurut Arry, menunjukkan itikad baik pihak sekolah untuk ikut menuntaskan masalah kekerasan seksual di sekolah itu. "Kami berupaya tetap kooperatif dan bekerja sama dengan polisi," ujarnya. (Baca: Wawancara Khusus Kepala JIS: Kasus Ini Amat Berat)
Namun ,ia juga tetap berkoordinasi dengan internal sekolah, terutama orang tua murid, terkait setiap pemeriksaan yang dijalani. "Foto-foto yang kami bawa pun sesuai dengan izin para orang tua murid," ujarnya.
Sekitar pukul 10.30 WIB, Tim Carr tiba di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Ia menenteng koper dan tak mau berkomentar mengenai agenda pemeriksaannya.
Di JIS, kasus kekerasan seksual terhadap murid terkuak usai laporan orang tua murid di sana. Dari laporan tersebut polisi menyelidiki hingga ditetapkannya enam orang tersangka yang berasal dari petugas kebersihan di sekolah tersebut. Dari pengakuan tersangka, diduga korban kasus kekerasan seksual itu tak hanya menimpa AK, tapi juga siswa lain di sekolah tersebut.
Sebelumnya seorang sumber Tempo mengungkapkan diduga ada pelaku lain selain keenam orang tersangka di atas. Pelaku itu diduga adalah seorang asisten guru di sekolah tersebut.