Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO , Jakarta:Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengultimatum setiap camat yang tak melayani warganya. Bahkan ia pun tak segan-segan bakal mencopot camat yang kedapatan mengacuhkan warga.
"Camat itu wakil saya di lapangan. Mereka harus memenuhi kepala, perut, dan dompet warganya. Kalau mereka menolak membantu berarti mereka menolak saya," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki di Balai Kota, Kamis, 5 Juni 2014.
Untuk itu, ia pun bakal mengawasi dengan ketat para camat agar melayani warganya. Caranya, para camat diperintahkan untuk masuk ke safety pin. "Saya ingin tahu posisi camat di mana. Mereka harus lapor juga dan mendorong RT/ RW dan lurah untuk ikut berperan serta."
Safety pin bisa didownload di google play store bagi yang menggunakan perangkat android. Dan bagi camat yang menggunakan smartphone i-Phone, bisa diunduh di Appstore.
Mekanisme kerjanya, kata Ahok, warga yang mengeluhkan sesuatu di daerahnya melaporkan persoalannya tersebut melalui safety pin juga. "Lapornya itu pakai safety pin, jadi jika ada laporan ditandai dengan warna merah. Misalnya daerah tersebut mati lampu. Kan ada kontraktor swasta yang seminggu bisa perbaiki."
Safety pin itu sendiri, Ahok berujar kembali, saat ini baru ada versi bahasa Inggrisnya. "Kami coba dulu di camat-camat. Presiden punya 34 gubernur saya punya 44 camat," katanya.
Bentuk pengawasan lain, menurut dia, berasal dari masyrakat. Semakin banyak laporan masyarakat, semakin tidak beres camat tersebut.
Ahok pun meminta setiap camat untuk menguasai tentang semua hal. "Semua urusan harus tau. Misalnya, jual nasi ke mana? Datang saja ke kantor camat biar dia cari tahu. Kecamatan seperti biro jasa," katanya.