TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya telah meminta pihak Imigrasi Jakarta Selatan untuk menunda pendeportasian beberapa nama yang diduga terkait kasus kekerasan seksual di Jakarta International Jakarta (JIS).
"Kami sudah sampaikan surat ke Imigrasi untuk penundaan," ujar juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Jumat, 6 Juni 2014. (baca: Guru JIS Terduga Sodomi Ada di Daftar Deportasi)
Permintaan tersebut, kata dia, berdasarkan laporan adanya korban baru dalam kasus kekerasan seksual di JIS. Namun, identitas dan jumlah terlapor masih belum dapat dipublikasikan.
Rikwanto menyatakan setelah dilakukan pengecekan, pihaknya telah mengerucutkan nama-nama guru yang diduga terlibat. Oleh sebab itu, pihaknya tak jadi meminta penundaan proses deportasi secara menyeluruh.
"Ciri-cirinya sudah kami konfirmasikan (ke Imigrasi)," ujar Rikwanto. Pihak Kantor Imigrasi pun menyetujui alasan polisi untuk menunda pendeportasian tersebut.
Rikwanto menegaskan guru-guru ini akan segera diperiksa oleh penyidik Kepolisian. Namun, sebelum memeriksa mereka, polisi akan kembali mendalami kasus kekerasan seksual tersebut dari lima orang tersangka yang lebih dulu ditangkap polisi. (baca: Korban Minta Guru JIS Diperiksa Sebelum Deportasi)
"Kami gali dari mereka apakah mereka tahu (ada guru terlibat)," ujarnya. Hal ini dijadikan bahan pemeriksaan bagi terlapor guru-guru tersebut kelak. Pemeriksaan dijadwalkan baru akan dilangsungkan pekan depan. Setelah itu baru dilakukan pemeriksaan terhadap oknum guru tersebut. (baca: Bertambah, Korban Pelecehan Seksual di JIS)
M. ANDI PERDANA
Berita terkait
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi
39 hari lalu
Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.
Baca SelengkapnyaTanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya
41 hari lalu
Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set
43 hari lalu
Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.
Baca SelengkapnyaFakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang
44 hari lalu
Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual
46 hari lalu
KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi
58 hari lalu
Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti
1 Maret 2024
Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan
Baca SelengkapnyaDatangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual
29 Februari 2024
Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik
29 Februari 2024
Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.
Baca SelengkapnyaYayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan
27 Februari 2024
Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual
Baca Selengkapnya