TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 20 orang guru pengajar di Jakarta International School (JIS) telah dideportasi oleh Kantor Imigrasi Jakarta Selatan sejak Jumat lalu. Lalu, bagaimana kegiatan belajar mengajar di sekolah JIS? (baca: Imigrasi Segera Deportasi Guru TK JIS)
Berdasarkan pantauan Tempo di JIS, Jalan Terogong, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin pagi, 9 Juni 2014, mobil-mobil orang tua wali murid JIS tetap mengantarkan anaknya datang ke JIS. Namun, mereka enggan berkomentar saat Tempo melontarkan pertanyaan.
Seperti biasa, orang tua wali murid yang datang ke JIS harus melalui proses pemeriksaan di depan pintu gerbang masuk JIS. Penjagaan yang ketat ditambah dengan adanya pagar besi yang menjorok keluar gerbang membuat tidak sembarang orang masuk ke area sekolah.
Setiap mobil yang datang langsung disambut oleh beberapa pria tegap berseragam satuan pengamanan berwarna biru gelap dan rompi oranye. Tiga dari enam satpam melakukan pengecekan tamu pada bagian dalam dan bagasi mobil. Setelah itu, mobil dipersilakan masuk.
Tempo sempat menanyakan kepada orang tua murid yang menaiki mobil toyota Alphard putih. Namun, wanita berambut pirang dengan kaos hitam itu enggan menanggapi Tempo. Petugas satpam pun tak mengizinkan Tempo masuk. "Maaf, apa sudah dapat izin masuk dari pihak sekolah? Kalau tidak ada izin kami, Anda tidak diperbolehkan masuk," kata seorang petugas keamanan.
Tempo pun mencoba meminta izin agar dapat masuk dan melihat proses belajar mengajar di JIS setelah puluhan gurunya dideportasi. Namun, juru bicara JIS Daniarti Wusono meminta Tempo mengirimkan lewat pesan elektronik. "Kalau mau izin masuk, mohon e-mail dulu," ujarnya.
Daniarti pun berjanji akan menjawab pertanyaan Tempo melalui pesan elektronik tersebut.
"Sudah kami terima, mohon tunggu jawabannya," ucap Daniarti. Sekitar 40 menit Tempo mengirimkan surat elektronik itu, Daniarti juga belum dapat memastikan apakah Tempo diperkenankan untuk masuk.
Sebelumnya, Imigrasi Jakarta Selatan menunda pendeportasian tiga dari 23 orang guru JIS yang diduga terlibat dalam pelecehan seksual sodomi terhadap siswa Taman Kanak-kanak JIS Jakarta Selatan. Sedangkan 20 guru lainnya tetap dideportasi dan dipulangkan sejak Jumat, 6 Juni 2014 lalu. (baca: Imigrasi Tunda Deportasi Tiga Guru JIS)
Kepala Seksi Pengawasan Imigrasi Jakarta Selatan Anggi Wicaksono mengatakan pemulangan dilakukan, meskipun izin tinggal guru-guru tersebut masih berlaku hingga bulan depan. Alasannya, para guru tersebut didepak paksa karena melakukan pelanggaran izin mengajar.
"Misalnya, ada yang harusnya mengajar mata pelajaran tertentu, tapi mengajar mata pelajaran lain," ujar Anggi. Itu menjadi alasan utama Kantor Imigrasi memulangkan mereka ke daerah asalnya.
AFRILIA SURYANIS
Berita terkait
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi
39 hari lalu
Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.
Baca SelengkapnyaTanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya
41 hari lalu
Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set
43 hari lalu
Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.
Baca SelengkapnyaFakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang
44 hari lalu
Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual
46 hari lalu
KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi
58 hari lalu
Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti
1 Maret 2024
Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan
Baca SelengkapnyaDatangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual
29 Februari 2024
Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik
29 Februari 2024
Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.
Baca SelengkapnyaYayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan
27 Februari 2024
Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual
Baca Selengkapnya