20 Guru Dideportasi, Pengamanan JIS Ketat  

Reporter

Editor

Ali Anwar

Senin, 9 Juni 2014 10:06 WIB

Aksi William James Vahey di JIS tak pernah terungkap. Namun, pada 2014, aksi William terungkap lebar ketika pembantunya mencuri flash disk William berisi kegiatan pedofilnya dari tahun 2008. Saat itu William bekerja di American Nicaragua School. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 20 orang guru pengajar di Jakarta International School (JIS) telah dideportasi oleh Kantor Imigrasi Jakarta Selatan sejak Jumat lalu. Lalu, bagaimana kegiatan belajar mengajar di sekolah JIS? (baca: Imigrasi Segera Deportasi Guru TK JIS)

Berdasarkan pantauan Tempo di JIS, Jalan Terogong, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin pagi, 9 Juni 2014, mobil-mobil orang tua wali murid JIS tetap mengantarkan anaknya datang ke JIS. Namun, mereka enggan berkomentar saat Tempo melontarkan pertanyaan.

Seperti biasa, orang tua wali murid yang datang ke JIS harus melalui proses pemeriksaan di depan pintu gerbang masuk JIS. Penjagaan yang ketat ditambah dengan adanya pagar besi yang menjorok keluar gerbang membuat tidak sembarang orang masuk ke area sekolah.

Setiap mobil yang datang langsung disambut oleh beberapa pria tegap berseragam satuan pengamanan berwarna biru gelap dan rompi oranye. Tiga dari enam satpam melakukan pengecekan tamu pada bagian dalam dan bagasi mobil. Setelah itu, mobil dipersilakan masuk.

Tempo sempat menanyakan kepada orang tua murid yang menaiki mobil toyota Alphard putih. Namun, wanita berambut pirang dengan kaos hitam itu enggan menanggapi Tempo. Petugas satpam pun tak mengizinkan Tempo masuk. "Maaf, apa sudah dapat izin masuk dari pihak sekolah? Kalau tidak ada izin kami, Anda tidak diperbolehkan masuk," kata seorang petugas keamanan.

Tempo pun mencoba meminta izin agar dapat masuk dan melihat proses belajar mengajar di JIS setelah puluhan gurunya dideportasi. Namun, juru bicara JIS Daniarti Wusono meminta Tempo mengirimkan lewat pesan elektronik. "Kalau mau izin masuk, mohon e-mail dulu," ujarnya.
Daniarti pun berjanji akan menjawab pertanyaan Tempo melalui pesan elektronik tersebut.

"Sudah kami terima, mohon tunggu jawabannya," ucap Daniarti. Sekitar 40 menit Tempo mengirimkan surat elektronik itu, Daniarti juga belum dapat memastikan apakah Tempo diperkenankan untuk masuk.

Sebelumnya, Imigrasi Jakarta Selatan menunda pendeportasian tiga dari 23 orang guru JIS yang diduga terlibat dalam pelecehan seksual sodomi terhadap siswa Taman Kanak-kanak JIS Jakarta Selatan. Sedangkan 20 guru lainnya tetap dideportasi dan dipulangkan sejak Jumat, 6 Juni 2014 lalu. (baca: Imigrasi Tunda Deportasi Tiga Guru JIS)

Kepala Seksi Pengawasan Imigrasi Jakarta Selatan Anggi Wicaksono mengatakan pemulangan dilakukan, meskipun izin tinggal guru-guru tersebut masih berlaku hingga bulan depan. Alasannya, para guru tersebut didepak paksa karena melakukan pelanggaran izin mengajar.

"Misalnya, ada yang harusnya mengajar mata pelajaran tertentu, tapi mengajar mata pelajaran lain," ujar Anggi. Itu menjadi alasan utama Kantor Imigrasi memulangkan mereka ke daerah asalnya.

AFRILIA SURYANIS

Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

39 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

41 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

43 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

44 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

46 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

58 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 Februari 2024

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 Februari 2024

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya