Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melambaikan tangan saat luncurkan bus gandeng Scania Euro 6 berbahan bakar gas di Silang Monas Jakarta (08/05). Bus asal Swedia dengan konsep Sustainable Travel itu diperkenalkan untuk transportasi Transjakarta dengan kapasitas 140 penumpang. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan ada dua alasan Kepala Unit Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Taman Monas Firdaus Rasyid tidak menindak pedagang kaki lima (PKL) di dalam Taman Monas. "Dia takut atau nerima suap," katanya di Balai Kota, Rabu, 11 Juni 2014.
Jika ketakutan, ujar dia, sebaiknya tidak jadi Kepala UPT. "Berhenti aja dong, daripada sakit jantung. Diancam orang terus kan repot," tuturnya. Untuk itu, dia pun telah meminta Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Nandar Sunandar untuk segera mencopot Firdaus.
Dia juga tak segan-segan mengusir para pedagang jika oknum tersebut sudah tertangkap. "Usir aja. Kami tidak ada kewajiban buat nyiapin tempat ke mereka. Kalau disiapain, nanti juga bakal datang lagi. Di Jakarta ini pokoknya harus tegas," ujarnya.
Sementara itu, Firdaus mengaku tak bisa berbuat banyak dengan kembali menjamurnya PKL di Monas. Bahkan, jika ditindak, para PKL malah balik melawan.
"Jumlah personel kami sedikit. Jika ditindak, malah kami yang dipukuli. Kami ini kalah massa," katanya saat dihubungi, Rabu, 11 Juni 2014.
Saat ini, tutur dia, jumlah petugas keamanan yang ada sekitar 55 orang. Jumlah tersebut harus meng-cover area Monas seluas 80 hektare. "Itu (jumlah) kalau semuanya sehat. Kalau ada yang tidak sehat, berkurang jumlahnya," katanya. Karena itu, ia menginginkan adanya tambahan personel, baik dari petugas Satuan Polisi Pamong Praja maupun kepolisian setempat. "Tidak hanya kami yang menindak parkir liar dan PKL ini."