Petugas Polisi mengatur lalu lintas yang dipenuhi pemudik dengan sepeda motor di Cirebon, Jawa Barat. 25 Juli 2014. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO, Bekasi - Sejumlah pemudik mengeluhkan ranjau paku di jalur sepanjang Jalan K.H. Noer Alie, atau yang lebih dikenal dengan Jalan Inspeksi Kali Malang, Kota Bekasi. Begitu terkena ranjau, mereka harus menghadapi tukang tambal ban yang memasang harga berlipat-lipat dibanding harga biasanya.
"Dua paku nancap di ban, kena di Caman. Jadi terhambat mudiknya," kata seorang pemudik dengan sepeda motor, Hendro, 40 tahun, Jumat, 25 Juli 2014. Dua paku yang bersarang di ban belakangnya memiliki ukuran sekitar lima sentimeter. "Pakunya dibuat bengkok," ujar pemudik tujuan Yogyakarta ini.
Dengan kondisi seperti itu, ban sepeda motornya sudah tak dapat digunakan lagi. Mau tak mau, ia harus mengganti dengan ban dalam yang baru. Konsekuensinya, harganya melonjak dari biasanya, dari Rp 30-40 ribu menjadi Rp 60 ribu. "Kalau menambal, satu lubang Rp 20 ribu. Padahal biasanya cuma Rp 7.000," kata dia.
Berdasarkan pengamatan Tempo, ranjau paku terdiri dari dua jenis, yakni terbuat dari paku yang dibuat bengkok dan jari-jari payung yang dipotong secara hingga meruncing. Panjang ranjau tersebut bisa 3-5 sentimeter. Apabila ban terkena ranjau itu tak segera dicabut, maka kerusakan semakin parah dan harus diganti karena tak dapat ditambal.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Kota Bekasi Komisaris Heri Ompusungu mengatakan sejauh ini belum ada keluhan dari pemudik ihwal ranjau paku di jalur mudik. "Kami akan periksa," ujarnya.
Mudik Lebaran 2017 Lancar, Kementeriaan PUPR Raih Penghargaan
2 Agustus 2017
Mudik Lebaran 2017 Lancar, Kementeriaan PUPR Raih Penghargaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berharap kondisi jaringan jalan nasional dan semua jalan tol dalam kondisi yang lebih baik pada mudik Lebaran 2018.