Sejumlah anak bermain di genangan banjir di Jalan Raya Perumahan Taman Duta, Sukmajaya, Depok, (6/12). Genangan banjir ini menjadi lahan bermain anak-anak. Tempo/Ilham Tirta
TEMPO.CO, Depok - Pemerintah Kota Depok mengalami kesulitan dalam mengurangi titik banjir yang tersebar di 11 kecamatan di kota berikon belimbing itu. Bukannya berkurang, daerah rawan banjir malah meningkat menjadi 53 titik tahun ini, naik 9 titik dari 44 titik pada tahun lalu.
"Tahun lalu ada 44 titik banjir, sekarang berkembang menjadi 53 titik," kata Kepala Seksi Sumber Daya Air Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (Bimasda) Kota Depok Satria Firstadi saat ditemui Tempo pada Sabtu, 16 Agustus 2014. (Baca: Keruk Situ, Depok Anggarkan Rp 451 Miliar)
Satria mengatakan salah satu penyebab pertambahan titik itu karena daerah serapan air yang semakin berkurang. Karena itu, dia meminta setiap rumah memakai sumur resapan.
Pada 2012, pemerintah berhasil mengurangi titik banjir dari 54 menjadi 33 titik. Namun, pada 2013, titik banjir kembali meningkat menjadi 44. Hasil pemantauan saat intensitas hujan meninggi pada awal tahun ini tercatat titik banjir bertambah menjadi 53. (Baca: Depok Fokus Tangani 44 Titik Rawan Banjir)
Beberapa titik rawan banjir itu di antaranya di Perumahan Mutiara Depok, Perumahan Bukit Cengkeh I dan II, Perumahan Taman Duta, Kali Angke, dua titik di Curug, Kali Jantung, Palsi Gunung Selatan, Sawangan Baru, Bojong Pondok Terong (Kelurahan Cipayung), dan Citayam. Pada 2014 ini, tercatat penambahan titik banjir baru, seperti di Kompleks Marinir Rangkapan Jaya Baru dan BSI Sawangan Indah. (Lihat: Tanggul Jebol, Perumahan Bukit Cengkeh II Depok)
Saat ini pengalihan fungsi lahan di Depok cukup tinggi. Lahan-lahan irigasi kemudian berubah menjadi permukiman. Selain itu, drainase dan resapan air perumahan juga belum mampu menanggulangi derasnya air pada musim penghujan. "Apalagi jika di dalam drainase itu banyak sampah, air tidak dapat mengalir dengan baik," kata Kepala Dinas Bimasda Kota Depok Yulistiani Mochtar.
Hingga saat ini, Yulistiani baru melakukan peneguran terhadap beberapa pengusaha soal penjagaan lingkungan bersama, seperti minimarket yang ada di jalan-jalan utama. Mereka sudah diwajibkan untuk membuat saluran yang bagus di tempat usaha mereka. Saluran itu harus bisa menahan sampah agar tidak mengganggu aliran drainase. "Minimarket harus punya grill supaya air cepat mengalir." (Baca: Solusi Jitu Jokowi Cegah Banjir Jakarta)
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
2 Maret 2024
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.