Pengunjung Monumen Nasional (Monas) mengantri ke puncak Monas, Jakarta, Sabtu 2 Agustus 2014. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO,Jakarta - Pengamat perkotaan Nirwono Joga mendukung wacana penerapan sistem e-ticketing di Monumen Nasional (Monas) yang diusulkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Asalkan, kata dia, Monas memberikan jaminan pelayanan publik yang nyaman dan aman untuk pengunjungnya.
Jaminan tersebut, kata Joga, dapat berupa fasilitas dan wahana gratis di Monas. Di antaranya, toilet dan sepeda gratis. Bahkan, bila perlu, tiket masuk ke cawan Monas juga digratiskan. (Foto: Gelang Warna Warni di Monas)
Dia juga menyinggung perlunya keberadaan vending machine makanan dan minuman. Juga penempatan kamera circuit closed television (CCTV) di berbagai titik untuk mengawasi keamanan pengunjung. "Kebersihan dan keindahan taman juga harus dijamin. Sekarang, kan, banyak (taman) yang mati."
Sebelumnya, Ahok berencana mengkomersialkan Monas dengan pemberlakuan tiket masuk sebesar Rp 5.000. Menurut Joga, rencana tersebut harus dikaji kembali. Soalnya, selama ini pengunjung Monas tidak terseleksi dengan baik. Juga tidak ada kejelasan waktu kunjungan.
Walhasil, kebersihan dan tata ruang monumen bersejarah ini dinilai masih amburadul akibat maraknya pedagang kaki lima dan pengunjung yang bandel. Bahkan pagar besi di sekeliling Monas pun rusak karena ulah mereka.
"Nah, e-ticketing nantinya bisa membantu seleksi pengunjung. Ada sistem yang mapan nantinya," ujar Joga.
Adapun Kepala Unit Pengelolaan Monas Rini Hariani juga sependapat dengan usul Ahok. Ia menyatakan ingin menciptakan taman modern di Monas.
Di antaranya, dengan menciptakan sistem integrasi nontunai di Monas, seperti tiket masuk, penyewaan sepeda, fotografi, hingga masuk ke cawan Monas. Kini, ia sedang memetakan perusahaan-perusahaan yang akan dibidiknya untuk menyediakan program corporate social responsibility (CSR).
"Tapi sekarang belum bisa apa-apa karena retsrukturisasi dan anggaran belum jelas statusnya," tutur Rini.