Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, M. Taufik. ANTARA/Wahyu Putro A
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mengusung Muhammad Taufik sebagai calon wakil gubernur untuk mengisi jabatan yang ditinggalkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang naik menjadi Gubernur DKI Jakarta setelah Jokowi dilantik sebagai presiden.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Desmond Junaedi Mahesa mengatakan pembahasan soal calon Wakil Gubernur DKI memiliki tahapan panjang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang berhak mengusulkan calon wakil gubernur adalah partai pengusung. Dalam pemilihan kepala daerah tahun 2012, pasangan Jokowi-Ahok diusung oleh PDIP dan Gerindra.
Partai pengusung, Desmond melanjutkan, mengajukan satu nama setelah melalui proses kompromi. "Dalam proses ini Taufik yang akan dimajukan. Setuju tidak PDIP dengan Taufik?" kata Desmond saat dihubungi, Ahad, 21 September 2014.
Adapun tahap kompromi, Desmond mengatakan, dilakukan elite partai di tingkat daerah, dalam hal ini Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDIP Boy Sadikin dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerindra Muhammad Taufik. Jika tidak mencapai kata sepakat alias deadlock, ia berujar, maka masing-masing partai mengusulkan nama untuk dibawa ke pemilihan di Dewan.
Majunya Taufik menjadi calon wakil gubernur seolah menepis pernyataan Ahok yang pernah mengenalkan Nachrowi Ramli sebagai calon wakil gubernur penggantinya. Namun begitu, Desmond meminta pembahasan soal wakil gubernur tak perlu digembar-gemoborkan dahulu. "Jokowi saja belum mundur, Ahok juga belum dilantik," katanya.
Taufik mengaku belum mendapatkan mandat dari DPP Gerindra terkait pencalonannya sebagai Wakil Gubernur DKI. Taufik juga mengaku belum mendapatkan SK pencalonan dirinya sebagai wakil gubernur. "Belum menerima," ucapnya.
Namun, jika benar dia dicalonkan sebagai wakil gubernur, Taufik menyatakan sangat siap. "Sebagai kader partai saya siap menerima perintah dari pusat," ucapnya. Taufik juga meyakini bakal menang jika pemilihan melalui mekanisme voting di Dewan. "Suara kami mayoritas di Dewan."