Anak Presiden Surkarno Gugat Orang yang Sudah Meninggal  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 26 September 2014 14:47 WIB

Warga menduduki tanah seluas 5ha yang menjadi sengketa antara ahli waris Adam Malik dan Pemprov DKI Jakarta di bantaran waduk Ria-Rio, Pedongkelan, Jakarta Timur (19/12). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.

TEMPO.CO, Bogor - Pengadilan Negeri Cibinong menggelar sidang perdana kasus penyerobotan tanah milik mantan presiden Sukarno, Kamis, 25 September 2014. Keluarga Soekarno yang menjadi penggugat adalah M. Guntur Soekarnoputra, Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri, Dyah Permana Rachmawati Soekarnoputri, dan Dyah Mutiara Sukmawati Soekarnoputri.

Mereka sepakat melayangkan tuntutan secara perdata melalui Pengadilan Negeri Cibinon kepada seorang warga Puncak, Bogor, bernama Djaih dan seorang warga Jakarta bernama Yusman Effendi. Namun kedua tergugat tidak hadir dalam persidangan karena diinformasikan sudah meninggal dunia.

Sidang dengan tergugat Djaih cs ini dipimpin ketua majelis hakim, Iko Sudjatmiko, dan dua hakim anggota: Zauri Amri dan Eko Julianto. Sidang perdana dengan agenda pembacaan gugatan hanya berlangsung sekitar 30 menit. Karena para tergugat tidak hadir, majelis hakim menunda sidang selama satu bulan. Baik pihak penggugat maupun tergugat hanya diwakili tim kuasa hukum. Penggugat diwakili Syamsu Anwar, SH.

Iko Sudjatmiko mengatakan tergugat 1 atas nama Djaih, warga Cisarua, Bogor, dikabarkan sudah tutup usia. "Informasinya, tergugat 1 dan turut tergugat 2 sudah meninggal. Tapi kami pastikan terlebih dulu dengan melakukan pemanggilan kembali," kata Iko di Ruang Sidang III Pengadilan Negeri Cibinong.

Dalam persidangan disebutkan tim juru sita PN Cibinong sudah melayangkan surat pemanggilan terhadap Yusman Effendi. Tergugat 2 adalah seorang pengusaha dan pemilik apotek di Jakarta Pusat. Yusman membeli tanah milik Presiden RI pertama dari Djaih, pegawai yang bertugas menjaga dan merawat tanah.

Kuasa hukum keluarga Sukarno, Syamsu Anwar, menuturkan akan melakukan revisi terkait dengan materi gugatan. Revisi terpaksa dilakukan karena Djaih sudah tutup usia. "Sidang ditunda satu bulan. Kami pikirkan strategi yang bagus supaya sidang tetap bisa jalan."

Syamsu menjelaskan, Djaih merupakan warga Cisarua, Puncak, Bogor, yang diberi kepercayaan untuk mengurus tanah seluas 1.000 meter persegi milik Sukarno. Namun Djaih diduga menjual tanah tersebut kepada Yusman, pengusaha asal Jakarta Pusat, pada 1998.

"Djaih ini bertugas menjaga dan mengurus tanah. Tapi dia malah menjual tanah kepada Yusman," Syamsu menceritakan. "Tanah sudah dimiliki Sukarno sejak tahun 1961 dan ada sertifikatnya."

Keluarga Sukarno menggugat Djaih cs agar mengosongkan tanah dalam keadaan baik. Penggugat juga meminta PN Cibinong menghukum para tergugat bersama-sama membayar kerugian materiil Rp 280 juta dan immateriil Rp 10 miliar.

ARIHTA U. SURBAKTI

Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD | Parkir Meter | IIMS 2014

Berita terpopuler lainnya:
'Jangan Ada Pemberlakuan Jilbab untuk Non-Muslim'
Parkir Meter, DKI Raup Rp 120 miliar Setahun
Dolmen Ditemukan di Semak-semak Gunung Padang
RUU Pilkada, Kubu Jokowi Merasa Dibohongi Demokrat
Era Pilkada Langsung Akhirnya Tamat

Berita terkait

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

12 hari lalu

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

31 hari lalu

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

Ekskul Pramuka di sekolah bakal bersifat sukarela seiring dengan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Berikut sejarah panjang Pramuka di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

37 hari lalu

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S

Baca Selengkapnya

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

7 Februari 2024

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

Mohammad Natsir merupakan pemikir, politikus, sekaligus pendakwah.

Baca Selengkapnya

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

31 Januari 2024

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

Prabowo Subianto heran mengapa banyak tokoh nasional yang mempertanyakan urgensi food estate.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

8 Desember 2023

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

7 Oktober 2023

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.

Baca Selengkapnya