Curah hujan yang tinggi dan intensitas debit air juga semakin tinggi membuat Kali Laya yang jebol di Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok (13/01). Jebolnya Kali Laya pada Ahad siang kemarin membuat ratusan rumah warga Depok kebanjiran. Tempo/Ilham Tirta
TEMPO.CO, Depok - Warga yang tinggal di bawah Kali Laya, Cimanggis, Depok, harus berhati-hati sepanjang musim penghujan tahun ini. Soalnya, bantaran kali yang sudah tua tersebut memiliki enam titik kritis, bahkan dua di antaranya sudah jebol pada akhir 2012 dan awal 2014 lalu.
"Lima titik berada di atas Perumahan Cimanggis Country, termasuk yang sudah jebol kemarin dan satunya yang jebol pada 2012," kata Ketua RW 16 Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok, Arifin Laisa, ditemui Tempo, Senin, 24 November 2014.
Menurut dia, mereka telah mendesak pemerintah untuk memperkuat bantaran kali tersebut. Pada 2014 ini, pemerintah melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk penguatan tebing. "Namun pengerjaannya dilakukan pada 2015 karena waktunya mepet," kata Arifin.
Arifin menambahkan, enam titik wilayah rawan jebol itu berada berdekatan. Lima titik di antaranya berada di sekitar 300 meter bantaran Kali Laya, tepat di atas perumahan Cimanggis Country. Satu titik lagi adalah yang jebol pada akhir 2012, tepat di bawah RT 10 RW 2, Bukit Cengkeh. (Baca: Warga Kali Laya Depok Masih Terancam Banjir)
Dana Rp 5 miliar itu, kata dia, tidak akan digunakan semua untuk penguatan bantaran. Sebanyak Rp 500 juta akan digunakan untuk menormalisasi Kali Jantung di tempat sodetan yang mengalirkan air dari Kali Laya ke Kali Jantung. "Semua akan dikuatkan karena sudah kritis," katanya.
Pantauan Tempo, dinding Kali Laya sudah banyak yang bolong sejak musim hujan tahun lalu. Bahkan sudah ada dua titik yang airnya bocor jika debit air di Kali Laya meninggi. Titik itu berada sekitar 100 meter sebelum titik yang jebol pada awal 2014.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
2 Maret 2024
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.