Sejumlah kendaraan mengalami kemacetan panjang saat roibuan buruh berunjuk rasa dengan memblokir perempatan Jalan Daan Mogot, Tangerang, Banten, 20 November 2014. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO,Jakarta - Ribuan buruh di Tangerang, Banten, menutup tiga pintu tol di daerah Bitung, Kedaton, dan Balaraja. Penutupan dilakukan dalam aksi yang digelar untuk menolak upah minimum Rp 2,7 juta yang telah ditetapkan pemerintah daerah setempat. Mereka menuntut upah minimum sebesar Rp 3,2 juta. (Baca: Demonstrasi Buruh, Jalan Tol Lumpuh)
Aksi berlangsung sejak Selasa pagi hingga siang, 25 November 2015. Akibatnya, lalu lintas di Jalan Tol Tangerang-Merak macet total. "Karena aksi buruh tepat di depan pintu tol, arus keluar dan masuk jalan tol ikut terganggu," ujar Kepala Divisi Operasional PT Marga Mandalasakti, pengelola Jalan Tol Tangerang-Merak, Ega N. Boga, kepada Tempo siang ini. (Baca: BKPM Minta Industri Tekstil Tak Pindah ke Vietnam)
Aksi buruh menutup akses Jalan Raya Serang di Bitung berimbas bagi arus kendaraan dari Jalan Tol Tangerang-Merak baik dari arah Jakarta maupun Merak. Antrean kendaraan di pintu tol ini mencapai 3 kilometer. Begitu pula lalu lintas kendaraan di gerbang tol Cikupa, yang macet hingga 5 kilometer. "Aksi buruh di kawasan Cikupa Mas menganggu akses kendaraan yang keluar di tol Cikupa," kata Ega. (Baca: Buruh Protes, Kabupaten Tangerang Siap Revisi UMK)
Di sekitar lampu lalu lintas Balaraja, yang dekat dengan pintu tol Balaraja Barat, juga digelar aksi serupa. Akibatnya, arus kendaraan pun dialihkan ke jalan arteri di sekitar tol.