TEMPO.CO, Blitar - Politikus PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, menjadi kandidat kuat mendampingi Basuki Tjahaja Purnama sebagai Wakil Gubernur DKI. Ketika menjabat sebagai Wali Kota Blitar, Djarot dianggap sebagai satu-satunya kepala daerah dalam sejarah Pemerintah Kota Blitar yang dikenal dekat dengan rakyatnya.
Djarot dinilai mampu menembus berbagai lapisan masyarakat tanpa kehilangan kehormatan sebagai wali kota. Tak heran jika pedagang kecil di pasar hingga jajaran pegawai negeri di tingkat kelurahan mengenalnya dengan sangat baik dan dekat. (Baca: PDIP Setor Nama Wagub ke Ahok Pekan Ini)
Solichan Arif, warga Perumahan Bengawan Solo, Kelurahan/Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, mengisahkan sosok Djarot sebagai pemimpin yang egaliter. Saat pejabat pemerintah lain berlomba-lomba memperbarui mobil pribadi, Djarot justru menggunakan sepeda pancal dari rumah dinasnya ke kantor Wali Kota Blitar yang berjarak sekitar 1 kilometer. "Di sepanjang jalan, Djarot menyapa warga kota yang dilaluinya," kata Arif, Senin 1 Desember 2014. (Baca: Ahok Kepincut Djarot karena Bokek)
Sikap Djarot yang nonprotokol ini membuat para ajudannya kelabakan. Mereka turut mendampingi Djarot menggoes sepeda dari rumah Wali Kota menuju kantor dengan mengambil jarak di belakang. (Baca: Ahok Bisa Suruh Orang Ini Kerjakan Tugas Wagub)
Arif juga kerap menyaksikan Djarot mendadak muncul di kantor kelurahan untuk menginspeksi kinerja anak buahnya. Di loket pelayanan kantor kelurahan, Djarot selalu menyempatkan mengobrol dengan warga yang tengah mengurus kelengkapan administrasi. (Baca juga: Wali Kota Blitar: Djarot, Calon Wagub DKI, Pembual)
Kedekatan Djarot dengan masyarakat dibenarkan Aminudin Fahrudin, aktivis LSM Solidaritas Masyarakat Pedesaan (Sitas Desa) Kota Blitar. Aminudin mengatakan Djarot mampu mengubah perilaku birokrasi menjadi pelayan masyarakat. Sikapnya yang tanpa jarak dengan masyarakat memberi contoh konkret bagi aparatur di bawahnya untuk mengikuti. "Pak Djarot benar-benar mengubah wajah birokrasi Blitar," katanya.
Menurut catatan lembaganya, Djarot memiliki segudang ide dan kebijakan yang prorakyat saat memimpin Kota Blitar. Salah satu yang paling dikenal dan diteruskan kepala daerah saat ini adalah larangan pendirian mal di seluruh wilayah Kota Blitar.
Larangan ini untuk melindungi pedagang kaki lima yang notabene adalah masyarakat Kota Blitar. Karena itu, meski kawasan Blitar tak terlalu gemerlap oleh mal, kemeriahan pedagang kecil muncul di sana-sini.
Pada akhir masa pemerintahannya, Djarot juga meninggalkan proyek besar yang menjadi penyambung nyawa para pedagang, yakni Pasar Legi. Pasar tradisional yang dibangun secara modern dan bertingkat ini menggantikan pasar sebelumnya yang kumuh di samping rel kereta. "Dia juga merintis terwujudnya sekolah gratis di Kota Blitar," kata Aminudin.
HARI TRI WASONO
Topik terhangat:
Golkar Pecah | Wakil Ahok | Kasus Munir | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
FPI Pilih Gubernur Jakarta Fahrurrozi. Siapa Dia?
'Tukang Kor' di Munas Golkar Kubu Ical
Tiga Kebijakan Jokowi Ini Menuai Kecaman
Jokowi Larang PNS Priyayi, Meme Lucu Bertebaran
Berita terkait
Rencana Anies Usai MK Tolak Gugatan: Istirahat Sejenak, Lalu Perjalanan Baru
4 hari lalu
Anies Baswedan membeberkan rencananya setelah gugatan kubunya ditolak Mahkamah Konstitusi.
Baca SelengkapnyaJokowi Bagikan Bansos di Depan Istana Merdeka, Begini Penjelasan Heru Budi
23 hari lalu
Heru Budi mengatakan bansos tersebut bersumber dari dana operasional Presiden.
Baca SelengkapnyaPara Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti
34 hari lalu
Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?
Baca SelengkapnyaHeru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya
38 hari lalu
Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.
Baca Selengkapnya70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo
40 hari lalu
70 tahun lalu Kongres I GMNI diadakan di Surabaya pada 23 Maret 1954. Megawati, Siswono Yudo Husodo hingga Ganjar Pranowo lahir dari GMNI.
Baca SelengkapnyaPemutusan KJMU jadi Polemik, Begini Respons Heru Budi, Anies Baswedan, dan DPRD DKI
51 hari lalu
Anies Baswedan sebut pemutusan KJMU di tengah jalan berikan penderitaan, sementara Heru Budi sebut bahwa pemutusan itu didasarkan perubahan mekanisme
Baca SelengkapnyaPilgub DKI Jakarta, Apakah Deretan Nama Ini Berpeluang?
53 hari lalu
Belakangan beberapa nama mulai dibicarakan akan maju dalam Pilgub DKI Jakarta, walaupun masih jauh waktu pelaksanaannya. Siapa saja?
Baca SelengkapnyaRamai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?
55 hari lalu
Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?
Baca SelengkapnyaWali Kota Solo dari Masa ke Masa Ada Bapak dan Anak, Jokowi dan Gibran
1 Maret 2024
Berikut daftar nama yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo, ada nama bapak dan anak, Jokowi dan Gibran.
Baca Selengkapnya4 Nama yang Santer Dikabarkan Maju Pilgub DKI 2024, Ada Sahroni hingga Ridwan Kamil
1 Maret 2024
Berikut sejumlah nama yang santer dikabarkan akan maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, mulai dari Ridwan Kamil hingga Sahroni.
Baca Selengkapnya