Pedagang di Ragunan Bisa Ambil Barang, tapi ...  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Selasa, 20 Januari 2015 15:26 WIB

Petugas Satpol PP membawa gerobak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di kawasan Monas, Jakarta, 11 Januari 2015. M IQBAL ICHSAN/ TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Para pedagang kaki lima yang lapaknya ditertibkan di Jalan Haryono R.M., Ragunan, Jakarta Selatan, pasrah. Mereka tidak melakukan perlawanan karena tahu tempat yang dipakainya berdagang itu milik umum.

Salah seorang pedagang, Edi, 28 tahun, mengaku pasrah melihat lapak jualan makanan ringannya yang terbuat dari kayu diangkat oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja ke atas truk. "Dari pada kami melawan, kami harus menebus tambah kena omel juga," kata dia Selasa, 20 Januari 2015. (Baca: Pengunjung Ragunan Lebih dari 50 Ribu Orang.)

Lapak yang ditertibkan oleh petugas diangkut ke atas sebuah truk besar dan akan dibawa ke TPS Bantar Gebang. Para PKL bisa mengambil lagi lapak miliknya ke sana namun akan lebih dulu dikenakan sanksi berupa tindak pidana ringan alias tipiring. "Lebih baik diikhlaskan. Ruginya paling Rp 50 ribu dibandingkan kami kena sanksi," kata Edi. (Baca: PKL Monas Tak Jera, Penggusuran Sudah Biasa.)

Diakui Edi, pada Desember 2014, dia dan pedagang lainnya sudah mendapat peringatan untuk pindah dari lokasinya berdagang. Di sana terdapat keterangan bahwa PKL bisa dikenai tindak pidana ringan jika berdagang di tempat yang dilarang. Edi menuturkan, setelah lapaknya diangkut, dia akan mencari lokasi berdagang lainnya. "Mungkin akan ke Pasar Jumat," kata dia.

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jaksel Sulistyarto mengatakan penertiban PKL di kawasan itu karena sudah banyak warga yang menyampaikan keluhannya. "Di sana jadi kumuh dan macet," kata dia.

Para PKL memang mendirikan lapaknya di pinggir Jalan Haryono R.M., mulai dari Pintu Utara Taman Margasatwa Ragunan hingga GOR Ragunan. Mereka bisa memakan hampir separuh badan jalan di ruas yang mengarah ke jalan alternatif Jalan Kebagusan. Di sore hari, keberadaan PKL bisa membuat sumber kemacetan di jalan sekitar, seperti Jalan Haryono R.M. dan Jalan Saco.

Sulis menyebutkan, di hari biasa, jumlah PKL bisa mencapai 200 pedagang dengan lapak yang di tinggal di sana atau dirapikan. Di akhir pekan, jumlahnya bisa mencapai dua kali lipatnya. "Masyarakat merasa terganggu aktivitasnya," kata dia.

Setelah penertiban ini, Sulis menyatakan akan tetap menempatkan anggotanya di lokasi ini. "Maksudnya untuk mencegah mereka kembali mendirikan lapak," katanya.

NINIS CHAIRUNNISA

Terpopuler:
Yusril: Jokowi Melanggar Undang-Undang Kepolisian
Presiden Jokowi Dimusuhi Tiga Negara
PKS: Andai Budi Gunawan Ketua KPK Jadi Tersangka

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

22 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

31 hari lalu

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

Satpol PP Kota Yogyakarta mendirikan Posko Jogoboro untuk pengawasan aktivitas libur Lebaran khusus di kawasan Malioboro mulai 8 hingga 15 April 2024

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

58 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

20 Januari 2024

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

Mereka berharap bisa beraudiensi dengan jajaran Pemkot Solo dan komunitas pecinta anjing untuk mendapatkan solusi tersebut.

Baca Selengkapnya

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

30 November 2023

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

Semarak dan keseruan Piala Dunia U-17 2023 telah berlalu di Jakarta International Stadium (JIS).

Baca Selengkapnya

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

16 November 2023

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

Saat diperhatikan, warung-warung yang menjual pecel lele biasanya menggunakan spanduk dengan motif yang seragam. Bagaimana asal-usulnya?

Baca Selengkapnya

Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

7 November 2023

Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

Sebuah hotel di BSD akhirnya mau menerima Irvine, siswa SMK berkebutuhan khusus untuk magang praktek kerja lapangan.

Baca Selengkapnya

Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

2 Oktober 2023

Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

Pada 7 Agustus, pedagang kuliner di sekitar ITB digusur pemerintah Kota Bandung karena lokasi berdagangnya termasuk jalur terlarang.

Baca Selengkapnya

Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

23 Agustus 2023

Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

Para PKL meminta polisi menindak ormas yang meminta sumbangan untuk HUT organisasi. Setiap hari sudah menarik iuran ke pedagang.

Baca Selengkapnya