Tak Berizin, Wali Kota Buka Off Ramp Tanjung Duren
Editor
Ali Anwar
Jumat, 23 Januari 2015 20:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Meski tak mendapat izin dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi, tetap membuka off ramp Tanjung Duren. Alasannya, pintu tol keluar Slipi mensuplai 15 ruas jalan, sehingga tak ideal lagi.
"Ini perintah Gubernur semenjak Jokowi sampai sekarang Basuki Tjahaja Purnama untuk mengurangi kepadatan di Jalan S. Parman," kata Anas, Jumat, 23 Januari 2015. Menurut Anas, keperluan pembukaan off ramp ini sangat mendesak karena dapat mengurai kepadatan arus lalu lintas. (baca: Gerbang Keluar Tol Tanjung Duren Dibuka Sejam Lagi)
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Benjamin Bukit, mengatakan rencana pembukaan off ramp Tanjung Duren sudah sejak lama. “Untuk menambah opsi pengurai kemacetan," ujar dia. Off tramp ini nantinya dapat dilalui oleh kendaraan dari arah Slipi dan Semanggi menuju Grogol, Daan Mogot dan Tanjung Duren.
Ia menampik ada unsur kemudahan untuk memberikan akses kepada salah satu pengembang swasta. "Nggak, lihat saja ujungnya jauh kan, susah kalau mau masuk ke Mal Central Park," kata dia. (baca: Urai Macet, Contra Flow Paling Efektif)
Tak jauh dari Central Park, ada bangunan komersial yang sedang dibangun yang berada persis di ujung off ramp. Dalam acara pembukaan ini, hadir pula Heryanto, Koordinator Normalisasi Kali dan Waduk DKI Jakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam suratnya kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Jahaja Purnama bernomor JL.10.07-Mn/28 tertanggal 19 Januari 2015, menyatakan, pembongkaran pagar pembatas jalan tol di Tanjung Duren tak sesuai peraturan dan ketentuan teknis. (baca: Contra Flow Cawang-Rawamangun Dihentikan)
Surat itu juga mengatakan dengan tegas pembongkaran off ramp akan membahayakan keselamatan pengguna jalan tol dan jalan arteri. Namun, Benjamin justru mengatakan bahaya terhadap keselamatan pengguna jalan sudah diperhitungkan. "Cuma yang keluar harus hati-hati, karena crossing jalur busway," kata Benjamin.
Kemenpupera juga mengingatkan lokasi yang bersinggungan langsung dengan jalan arteri memungkinkan kendaraan masuk ke jalan tol tanpa melalui gerbang tol dan berpotensi menimbulkan kemacetan pada jalan tol.
Selain itu, jalan arteri yang lebih tinggi akan membuat jalan tol terendam banjir akibat limpasan air dari jalan arteri. Direktorat Jenderal Bina Marga dalam surat disebut belum menerima hasil kajian teknis yang detail dari Pemerintah DKI Jakarta terkait pembongkaran off ramp ini.
General Manager Cabang Jalan Tol Cawang-Tomang-Cengkareng PT Jasa Marga Persero Tbk, Agus Purnomo, mengatakan tak akan bertanggung jawab jika angka kecelakaan meningkat dari pembongkaran off ramp ini. "Apabila memang betul-betul butuh jalur keluar, semestinya ada di depan Ukrida, di KM 14,225," kata dia.
Sebagai operator, kata Agus, Jasa Marga hanya menaati perjanjian kerjasama antara PT Jasa Marga dengan Pemerintah Daerah. Dalam sehari, total kepadatan kendaraan yang melintas di tol Cawang-Tomang-Cengkareng mencapai 530 ribu unit.
Sementara itu, kapasitas tol sebanyak 700 ribu unit per hari. "Tol ini hanya padat pada jam-jam tertentu saja," kata dia. Menurut pengamatan Tempo, pukul 16.00 belum terjadi antrean kendaraan yang membuat kemacetan di ruas barat tol, tempat di mana off tramp dibongkar.
DINI PRAMITA