Ini Spek Bus yang Ditolak Kementerian Jonan
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Kamis, 5 Februari 2015 08:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bus tingkat sumbangan Tahir Foundation yang dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menimbulkan perdebatan antara Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Kementerian Perhubungan lantaran dianggap tak lulus uji tipe. Yayasan amal milik bos Mayapada Group, Dato Sri Tahir, menyerahkan lima bus tersebut kepada Ahok pada Rabu, 10 Desember 2014.
Christian N. Budianto, direksi PT Nusantara Gemilang—perusahaan karoseri yang merakit bus ini—pernah menjelaskan spek bus ini kepada Tempo melalui surat elektronik pada 12 Desember 2014.
Berbeda dengan bus tingkat "City Tour Jakarta" yang dibeli Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dari Cina pada akhir 2013, bus tingkat Tahir ini menggunakan mesin Mercedes Benz. Selain itu, jika bus Cina dibeli secara utuh alias built up, bus yang baru ini dirakit oleh tangan anak bangsa di Kudus, Jawa Tengah. "Bahan rangka dan bodinya pakai material berkualitas," kata Christian kepada Tempo melalui surat elektronik, Jumat, 12 Desember.
"Struktur utama bus kami rakit menggunakan bahan besi jenis high tensile galvanised," Christian menjelaskan. Sedangkan untuk bodinya, Nusantara Gemilang memakai full aluminium sheets. Kedua bahan itu membuat daya tahan bus lebih baik dan bus mudah dikendarai karena ringan. "Bus akan lebih nyaman dan aman dibandingkan menggunakan bahan besi biasa," dia mengklaim.
Tidak hanya itu, Christian menjelaskan, dengan bodi bus yang ringan, biaya operasional pun akan lebih murah. "Perawatannya lebih mudah juga," katanya. Pada sektor dapur pacu, bus ini menggunakan mesin Mercedes Benz berkapasitas 11 ribu cc yang bisa menghasilkan tenaga sebesar 360 daya kuda.
Untuk bagian interior, Christian mengatakan, bus tingkat Tahir ini berkapasitas 60 orang. "Tanpa penumpang berdiri, sesuai yang disyaratkan," ujarnya. Kenyamanan penumpang, menurut dia, harus diutamakan. "Kami juga memasang enam unit kamera CCTV di dalam bus untuk keamanan penumpang." Untuk keadaan darurat, ada dua pintu darurat, dua sunroof atau atap darurat, serta empat alat pemadam api di dalam bus. Sedangkan pada bagian mesin yang terletak di belakang bus, ada alat pemadam api otomatis. "Jadi lebih aman."
Nantinya bus-bus yang harga per unitnya mencapai Rp 3,5 miliar ini akan dioperasikan secara gratis. Selain melayani rute wisata Bundaran HI-Pasar Baru, bus ini rencananya mengangkut penumpang dengan rute Bundaran HI-Harmoni, lokasi pembatasan sepeda motor. Dengan kedatangan lima bus baru ini, total Jakarta punya sepuluh bus tingkat.
PRAGA UTAMA