Di Bundaran HI, Sopir Kopaja Harus 'Salam Tempel'  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Jumat, 6 Februari 2015 09:24 WIB

Kopaja. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Pria berkaus biru itu tampak tenang memutar kendaraannya di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Sambil menunggu lampu hijau menyala, dari balik setirnya, dia sempat memanggil penumpang di seberang jalan untuk naik bus Kopaja P19 rute Tanah Abang-Ragunan yang dikemudikannya.

Sambil tersenyum, dia menjawab santai pertanyaan Tempo ihwal mengapa Kopaja yang dikemudikannya tak ditilang petugas Dinas Perhubungan atau polisi lalu lintas saat memutar di Bundaran HI. "Saya bisa memutar di sana, Bundaran HI, karena petugasnya saya suap, sogok," ujar Sugiyanto, bukan nama sebenarnya, Kamis, 5 Februari 2015.

Berdasarkan aturan, Kopaja atau Metro Mini jurusan Tanah Abang tak dibolehkan berputar di Bundaran HI. Namun, menurut pantauan Tempo, pada sore hari, terdapat beberapa Kopaja rute Ragunan-Tanah Abang berputar di sana.

Sugiyanto menjelaskan, setiap berputar di Bundaran HI, dia harus mengeluarkan uang Rp 10 ribu sebagai “salam tempel” untuk petugas. Menurut dia, uang tersebut nilainya lebih kecil dibanding bus harus terjebak macet karena berputar di Tanah Abang.

Pria kelahiran 1975 itu menjelaskan, jika dia berputar di Tanah Abang, dia hanya mampu narik sebanyak empat rit (putaran) dalam sehari. Sedangkan jika berputar di Bundaran HI, dia bisa narik sebanyak sepuluh rit per sehari.

Sugiyanto mengaku tak canggung berputar di Bundaran HI, apalagi jika jumlah penumpang menuju Tanah Abang hanya tinggal tiga orang atau tak ada penumpang sama sekali. "Ya, kami turunkan penumpang di sana, Bundaran HI," ujar pria yang tinggal di Ciganjur itu.

Pria yang sudah menjadi sopir Kopaja selama lima tahun itu menuturkan hanya berputar di Bundaran HI saat jam pulang kantor. Sekitar pukul 17.00 WIB, ujar Sugiyanto, banyak penumpang dari Bundaran HI yang menuju Stasiun Sudirman dan Blok M, Jakarta Selatan.

Namun, ketika ditanya berapa penghasilannya per hari, dia enggan merinci. "Sulit untuk merata-rata penghasilan, karena tak tentu," katanya.

Perilaku sopir Kopaja dan Metro Mini yang berputar di Bundaran HI dibenarkan oleh Wagimin, bukan nama sebenarnya. Kernet 49 tahun itu menuturkan sebagian sopir Kopaja banyak yang memutar di sana supaya bisa mengejar setoran. "Setoran Kopaja kami tinggi, sehari bisa mencapai Rp 550 ribu. Itu pun belum termasuk biaya solar," ujarnya.

Berputar di Bundaran HI, kata Wagimin, juga mempermudah sopir lain untuk aplusan, gantian. Kalau telat aplusan, sopir bisa dipecat pemilik Kopaja.

Namun pria yang telah memiliki tiga anak itu mengaku tidak tahu bahwa berputar di Bundaran HI harus membayar kepada petugas. "Saya tidak tahu. Itu menjadi urusan masing-masing," ujarnya sambil bergelantungan di pintu belakang Kopaja.

GANGSAR PARIKESIT

Berita terkait

Viral Video Polisi Diduga Melakukan Pungli di Gerbang Tol, Polda Metro: Sabar Ya

22 Juli 2022

Viral Video Polisi Diduga Melakukan Pungli di Gerbang Tol, Polda Metro: Sabar Ya

Polda Metro Jaya menyelidiki viral video dugaan aksi pungutan liar atau pungli yang dilakukan oleh sejumlah oknum polisi terhadap para sopir truk.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Imbau Tak Ada Pungli di Objek Wisata Kabupaten Kediri

18 Juni 2021

Mas Dhito Imbau Tak Ada Pungli di Objek Wisata Kabupaten Kediri

Untuk pengelolaan wisata, Pemkab Kediri sudah menggunakan sistem Transaksi Non Tunai (TNT). Sistem berbasis elektronik ini meminimalisir praktik pungutan liar.

Baca Selengkapnya

Hendi Sidak Kantor Kelurahan, Kembalikan Uang Pungli

26 April 2021

Hendi Sidak Kantor Kelurahan, Kembalikan Uang Pungli

Melalui sistem #LaporHendi, Walikota Semarang Hendrar Prihadi mendapat laporan adanya pungli Rp 300 ribu oleh oknum pegawai Kelurahan Muktiharjo Kidul.

Baca Selengkapnya

Pungli di Terminal Baranangsiang, BPTJ: Masalah Sosial Sejak Dulu

29 Desember 2019

Pungli di Terminal Baranangsiang, BPTJ: Masalah Sosial Sejak Dulu

"BPTJ tidak mungkin menyelesaikan sendiri," kata Kepala Humas BPTJ Budi Rahardjo soal dugaan pungutan liar di Terminal Baranangsiang.

Baca Selengkapnya

Pungli Merajalela di Tanjung Priok, Begini Langkah Bea Cukai

18 Desember 2019

Pungli Merajalela di Tanjung Priok, Begini Langkah Bea Cukai

Praktik pungli berupa pemberian uang rokok saat proses penanganan kontainer diduga masih eksis di Pelabuhan Tanjung Priok.

Baca Selengkapnya

Pungli Masih Marak di Tanjung Priok, Ini Langkah Kemenhub

16 Desember 2019

Pungli Masih Marak di Tanjung Priok, Ini Langkah Kemenhub

Praktik pungutan liar (pungli) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta ternyata masih marak.

Baca Selengkapnya

Penyelundup Narkoba Dorfin Felix Ceritakan Biaya Hidup di Rutan

14 Agustus 2019

Penyelundup Narkoba Dorfin Felix Ceritakan Biaya Hidup di Rutan

Dorfin mengaku kerap memberikan uang kepada petugas jaga dengan nominal Rp100 ribu-Rp200 ribu.

Baca Selengkapnya

Pidato Visi Indonesia, Jokowi Ancam Copot Pejabat Pelaku Pungli

14 Juli 2019

Pidato Visi Indonesia, Jokowi Ancam Copot Pejabat Pelaku Pungli

Jokowi mengancam bakal mencopot pejabat yang terlibat pungli. Terlebih jika menyangkut perizinan sehingga bisa menghambat investasi yang masuk.

Baca Selengkapnya

Penjelasan BPN soal Pungutan Uang Lelah Sertifikat Tanah

7 Februari 2019

Penjelasan BPN soal Pungutan Uang Lelah Sertifikat Tanah

Seorang warga di Grogol Utara, Jakarta Selatan mengaku dipungut uang Rp 3 juta yang disebut sebagai uang lelah untuk memperoleh sertifikat tanah.

Baca Selengkapnya

Ini Dua Alasan Ratna Sarumpaet Ajukan Jadi Tahanan Kota

7 Oktober 2018

Ini Dua Alasan Ratna Sarumpaet Ajukan Jadi Tahanan Kota

Menurut kuasa hukum Ratna Sarumpaet, Insank Nasrudin, kliennya dapat lebih mudah berobat ke rumah sakit bila menjadi tahanan kota.

Baca Selengkapnya