Ongkos Jakarta Bebas Banjir Rp 118 Triliun

Reporter

Editor

Elik Susanto

Selasa, 10 Februari 2015 07:45 WIB

Sejumlah kendaraan terjebak banjir di kawasan Grogol, Jakarta, 9 Februari 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Resep mengatasi banjir di Jakarta belum ada yang tepat dan cepat. Namun, berbagai upaya terus ditempuh oleh Pemerintah Provinsi DKI. Seperti yang dituturkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tata Air DKI Jakarta, Agus Priyono, ini.

Agus mengklaim sudah membuat master plan untuk mengatasi banjir di Ibu Kota yang akan direalisasikan 2015 ini. Sebagai program prioritas ada tujuh wilayah yang bakal ditata untuk meminimalisir banjir. "Program ini dibuat untuk menangani banjir dari aliran barat, tengah dan timur," kata Agus kepada Tempo, Senin 9 Februari 2015.

Jika ingin banjir di Jakarta tuntas seluruhnya, menurut Agus, dibutuhkan dana untuk tata kelola air sebesar Rp 118 triliun. Tetapi, khusus tahun ini Dinas Pekerjaan Umum Tata Air hanya mendapat dana Rp 2,7 triliun. "Itu saja yang Rp 700 miliar sudah disedot untuk pembebasan lahan," ujar Agus.

Soal duit Rp 118 triliun, kata Agus, mustahil bisa dipenuhi oleh pemerintah DKI dalam waktu singkat. Uang itu tak mungkin tersedia karena Penerimaan Asli Daerah DKI Jakarta tak lebih besar dari Rp 118 triliun. Apalagi, yang diurusi pemerintah bukan cuma banjir, tapi juga kemacetan lalu lintas Jakarta.

Berikut ini strategi Dinas PU Tata Air

<!--more-->

Aliran Barat

Agus memilih pengentasan masalah banjir di tujuh wilayah menjadi prioritas. Di aliran barat, Agus fokus pada kawasan di depan Universitas Trisakti yang tak jauh dari Universitas Tarumanegara. Lokasi ini akan digarap pada akhir 2015, di antaranta membuat polder di Jelambar menjadi target prioritas selama dua tahun yaitu 2015-2016.

"Kalau di Jelambar pengerjaan agak sedikit rumit karena bersinggungan dengan masyarakat," kata Agus. Program lainnya adalah pembenahan saluran di Taman Ratu Greenville-Tanjung Duren-Panjang yang akan dimulai 2015 ini.


<!--more-->

Aliran Tengah

Di aliran tengah, untuk kawasan Mampang, Jakarta Selatan, menurut Agus, DKI membuat kombinasi antara sumur resapan dengan memperbanyak jumlah waduk. Proyek ini segera dimulai pada 2015 ini. "Tanah yang rendah akan dibeli oleh pemerintah lantas dibuat waduk," kata Agus.

Khusus untuk wilayah Kebon Baru, kata Agus, pemerintah akan memperkuat sheet pile dengan menutup kebocoran di dekat Jembatan Kampung Melayu dan menambah bronjong lalu menambah pompa mobile di kawasan ini.

Agus menjelaskan, ada rencana pembebasan lahan untuk kawasan tersebut. Untuk Bidara Cina, proyek yang sudah dimulai pada 2014 akan dituntaskan pada 2015 sehingga pada 2015 akhir pengerjaan ditargetkan tuntas. "Nanti juga akan nambah satu pompa lagi," kata Agus.

<!--more-->

Aliran Timur

Di aliran timur, untuk daerah Cawang, pemerintah berencana membangun sodetan ke arah Tanjung Priok yang kemudian dicrossing ke Cipinang supaya genangan tak terperangkap. Untuk daerah Kelapa Gading, pemerintah menambah tiga pompa di Boulevard Barat, Artha Gading dan Kali Petik. "Semua ini ada di sisi kanan Sunter. Kalau di sisi timur tak akan maksimal dikerjakan saat ini karena harus mengalir ke Cakung Lama sementara kali Cakung Lama saat ini lebarnya hanya tersisa dua meter dari semula 12 meter," ujar Agus.

Agar rencana ini mulus, Agus mengaku akan memaksimalkan dana Rp 2 triliun untuk memastikan ada pompa di muara, terbangunnya tanggul pantai untuk menahan rob, normalisasi kali dan waduk dengan turap dan pengerukan. Adapun penanganan wilayah rendah seperti di Jakarta Utara, kata Agus, akan dibangun sistem polder, dibuatkan tanggul kemudian dipasang pompa. "Rencananya untuk Jakarta Utara hampir semuanya akan dibangun polder."

<!--more-->

Kawasan Selatan

Banjir di wilayah Jakarta Selatan semakin meluas juga membutuhkan penanganan ekstra. Menurut Agus, di sisi selatan pemerintah akan mengoptimalkan peran situ, waduk, embung dengan kombinasi sumur resapan untuk mengurangi ran off ke bawah.

Diakuinya, jumlah situ atau empang di kawasan ini terus berkurang. Akibatnya, setiap hujan lebar tidak ada lagi tempat penampungan air. Normalisasi situ, pemerintah DKI perlu bekerja sama dengan pemerintah daerah sekitar seperti Tangerang Selatan, Depok dan Bogor. Di daerah ini masih banyak situ yang berfungsi menampung air hujan.


Selain itu juga diperlukan normalisasi sungai di Jakarta. Di Waduk Marunda dan Rorotan, kata Agus, akan dibuat penyediaan air baku atau air tawar. "Di muara bisa dipasang pompa seperti Pluit."

DINI PRAMITA

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

21 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

28 hari lalu

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

Curah hujan tinggi dan luapan sungai memicu banjir Jakarta. Permukiman dan ruas jalan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat terendam.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

36 hari lalu

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

38 hari lalu

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

48 hari lalu

Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

57 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

58 hari lalu

Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

Berikut wilayah terdampak banjir Jakarta dan dugaan faktor penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

2 Maret 2024

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.

Baca Selengkapnya

Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

2 Maret 2024

Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

Cuaca Jakarta berpotensi hujan pada hari ini dan besok. Waspada banjir Jakarta seiring perkiraan hujan ekstrem sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

1 Maret 2024

Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

Saat ini, hujan dengan intensitas 150 milimeter per hari sudah dapat membuat banjir Jakarta karena kapasitas drainase menurun.

Baca Selengkapnya