Krisis Air di Soekarno-Hatta, Mobil Tangki Air Dikerahkan
Editor
Nur Haryanto
Sabtu, 14 Februari 2015 20:59 WIB
TEMPO.CO, Tangerang - Senior Manager Pelayanan Bandara Soekarno-Hatta, Andika Nuryaman mengakui jika krisis air bersih di bandara Soekarno-Hatta hingga Sabtu malam ini (14 Februari 2015) belum juga teratasi.
Pecahnya pipa utama saluran air di sekitar pembangunan stasiun kereta api bandara menyebabkan pasokan air ke terminal penumpang menjadi terganggu." Diterminal I paling parah, air tidak mengalir, sementara terminal 2 dan 3 air mengalir tapi tidak deras,"katanya kepada Tempo malam ini.
Pengelola bandara, kata dia, telah melakukan upaya manual dalam mengatasi masalah tersebut dengan cara mengerahkan mobil pemadam kebakaran untuk menyuplai air bersih ke terminal I. "Khususnya untuk toilet dan kamar mandi," kata Andika. Mobil tangki air, menurutnya, selalu siaga dan dilakukan terus sampai kerusakan pipa teratasi.
Selain itu, pengelola bandara juga membagikan air kemasan kepada penumpang atau pengguna jasa bandara. "Sementara hanya itu yang bisa kami lakukan, sambil menunggu perbaikan pipa yang bocor oleh tim teknis," katanya.
Pasokan air bersih di bandara internasional Soekarno-Hatta terganggu sejak Jum'at malam pukul 18.00 kemarin. Penyebabnya adalah pecahnya pipa utama di titik pembangunan stasiun kereta api bandara. Pipa air berdiameter 60 sentimeter itu menyalurkan air ke terminal penumpang.
Sementara itu, anggota Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Husna Zahir menyayangkan putusnya aliran air di Bandara Soekarno-Hatta. Kondisi itu membuktikan jika manajemen bandara belum mempersiapkan layanan publik secara optimal. “Bandara sekelas Soekarno Hatta harusnya bisa mengantisipasi kekurangan pasokan air itu,” ujar dia saat dihubungi, Sabtu, 14 Februari 2015.
Husna mengatakan, kebutuhan air hampir sama pentingnya dengan listrik di bandara. Meski tidak memengaruhi penerbangan, air merupakan kebutuhan dasar manusia. Apalagi, air yang diperuntukkan bagi kamar mandi mutlak harus dipenuhi oleh pengelola bandara internasional. “Karena kebutuhan itu tidak bisa ditahan-tahan,” kata dia.
JONIANSYAH