TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan Pemerintah Provinsi DKI akan tetap mempertahankan saham di PT Delta Djakarta. "Yang jelas saham Delta sedang bagus-bagusnya," ujar Ahok pada Tempo, Sabtu, 11 April 2015.
Bahkan, menurut Ahok, jika Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setuju, Pemprov DKI ingin menambah jumlah saham yang selama ini memiliki porsi 26,25 persen di perusahaan yang memproduksi beberapa merek minuman keras tersebut. Upaya penambahan saham ini, menurut Ahok, tetap akan mengikuti peraturan dan undang-undang yang mengatur perdagangan minuman keras.
Nilai saham yang sedang bagus dan protes masyarakat yang mencuat terkait dengan pernyataan Ahok mengenai bir, tidak serta-merta dikaitkan Ahok terhadap adanya upaya pihak tertentu yang ingin mengambil alih kepemilikan saham Delta yang dimiliki DKI. "Saya enggak berani menduga," ujar Ahok.
Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan Penanaman Modal DKI Jakarta Catur Laswanto turut mengatakan nilai saham Pemprov DKI di PT Delta Djakarta selama ini tidak berubah sejak pertama kali kepemilikan sahamnya dialihkan dari pemerintahan Belanda. Catur mengklaim perkembangan nilai saham baik untuk menunjang pembangunan di DKI.
"Kalau saya mengatakan Delta tidak boleh dijual, enggak ada rencana jual. Bicara kinerja Delta sangat bagus," ujar Catur.
Meski tahun ini pendapatan sempat turun, menurut Catur, hal itu lebih dipengaruhi oleh adanya kebijakan pengetatan penjualan minuman keras. Catur pun mengatakan belum ada rencana untuk penambahan saham. "Dari dulu sampai sekarang enggak ada perubahan, gimana mau nambah saham, sekarang enggak nambah aja ribut," ujar Catur.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan meminta Ahok sebagai Gubernur melepas persen saham pemerintah Jakarta di PT Delta Djakarta, produsen berbagai jenis bir. Ahok pun sempat dikecam setelah mempertanyakan apakah ada yang mati karena minum bir. Ahok mengatakan orang yang meninggal banyaknya disebabkan minuman beralkohol oplosan bukan bir.