Dilaporkan ke Polda, Ini Kata Pengelola Kalibata City

Reporter

Senin, 20 April 2015 07:42 WIB

Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - General Manager Badan Pengelola Apartemen Kalibata City Evans Wallad mempersilakan jika ada warga melaporkan pengelola ke polisi. Laporan tersebut dibuat lantaran ada warga yang merasa dirugikan ihwal pembubaran paksa rapat penyusunan panitia musyawarah untuk membentuk Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) pada Sabtu, 18 April 2015.

Menurut Evans, rapat itu dibubarkan karena tidak memiliki izin. "Mereka menggunakan hak warga lain di lantai dasar itu dan hanya memberi pemberitahuan," kata Evans ketika dihubungi Tempo, Ahad, 19 April 2015.

Rapat yang dilakukan sekitar seratus warga yang mewakili 17 tower yang dilakukan di lantai dasar Tower Jasmine Sabtu lalu dibubarkan paksa oleh petugas keamanan. Selain petugas, diduga ada preman yang ikut membubarkan rapat itu.

Menurut juru bicara Komunitas Warga Kalibata City, Umi Hanik, pihaknya berkonsultasi mengenai pembubaran paksa dengan kekerasan ini ke Kepolisian Daerah Metro Jaya. "Padahal, rapat ini dibuat supaya P3SRS tidak diisi oleh pengelola," ucapnya. Sebab, terlalu banyak masalah di Kalibata City.

Permasalahan itu, ujar Umi, seperti sertifikat kepemilikan rusun yang belum diberikan selama empat tahun, kenaikan tarif listrik, serta kenaikan iuran pemeliharaan lingkungan yang tidak transparan. "Salah satu warga bayar listrik dari Rp 700 ribu sekarang jadi Rp 1 juta," kata dia. "IPL naik 40-60 persen. Ada yang bayar Rp 2,4 juta per tahun lalu naik jadi Rp 3,4 juta."

Evans menampik semua pernyataan Umi. Menurut Evans, pengelola sudah transparan. "Tarif listrik naik dari PLN dan surat kepemilikan rusun itu lama di pemda dan BPN," katanya. "Jadi buat apa lapor ke Polda? Ke polsek saja yang lebih dekat."

Selain tidak berizin, menurut Evans, rapat yang diadakan oleh warga di pelataran Tower Jasmine itu seperti oposisi di area Kalibata City. Musababnya, pada 5 Maret lalu, sudah dilaksanakan rapat oleh 150 orang dari 17 tower, dan hasilnya sudah ada 20 panitia pembentukan P3SRS.

Panitia itu, ucap Evans, terdiri atas 17 orang penghuni dari 17 tower dan tiga pengelola dari Agung Podomoro. "Jadi buat apa diributkan lagi? Kelompok itu sejak empat tahun lalu sering teriak-teriak tidak jelas ihwal pengelola."

HUSSEIN ABRI YUSUF

Berita terkait

Kementerian PUPR: Progres Rusun ASN di IKN Rata-rata Capai 40 Persen

5 hari lalu

Kementerian PUPR: Progres Rusun ASN di IKN Rata-rata Capai 40 Persen

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan progres pembangunan rumah susun (Rusun) ASN di di IKN rata-rata capai 40 persen.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

5 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Ketua Kampung Bayam Furqon Sebagai Tersangka

22 hari lalu

Polisi Tetapkan Ketua Kampung Bayam Furqon Sebagai Tersangka

Jakpro melaporkan Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Furqon dengan tuduhan pencurian, perusakan, dan penempatan rumah susun tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ekonom Kritisi Pemerintah yang Kambinghitamkan Harga Beras Akibat El Nino, Beras di Era Jokowi Termahal Sepanjang Sejarah

27 Februari 2024

Terkini: Ekonom Kritisi Pemerintah yang Kambinghitamkan Harga Beras Akibat El Nino, Beras di Era Jokowi Termahal Sepanjang Sejarah

IDEAS menilai terdapat tendensi dari banyak pejabat pemerintah untuk menganggap wajar tingginya harga beras saat ini dengan alasan faktor El Nino.

Baca Selengkapnya

Alasan Warga Eks Kampung Bayam Tolak Opsi Rusun Heru Budi, Bukan karena Tarif Sewa

28 Januari 2024

Alasan Warga Eks Kampung Bayam Tolak Opsi Rusun Heru Budi, Bukan karena Tarif Sewa

Warga eks Kampung Bayam kelompok Furkon menyatakan sudah buat kesepakatan tarif sewa di HPPO JIS Rp 600 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya

Warga Kampung Bayam Sepakat Tolak Rencana Heru Budi Bangun Rusun Baru di Tanjung Priok

27 Januari 2024

Warga Kampung Bayam Sepakat Tolak Rencana Heru Budi Bangun Rusun Baru di Tanjung Priok

Warga eks Kampung Bayam yang tergabung dalam kelompok tani binaan maupun PWKB sepakat menolak solusi dari Heru Budi Hartono.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Siapkan Rusun di Nagrak, Pasar Rumput, dan Tanah Pasir untuk Warga Eks Kampung Bayam

26 Januari 2024

Heru Budi Siapkan Rusun di Nagrak, Pasar Rumput, dan Tanah Pasir untuk Warga Eks Kampung Bayam

Solusi itu, kata Heru Budi, muncul setelah pihaknya mendengar aspirasi baik masyarakat maupun PT Jakarta Propertindo selaku pemilik bangunan.

Baca Selengkapnya

Akses Jalan Rusun Diberi Pita Garis Kuning, Warga Eks Kampung Bayam Tak Diberi Akses Lagi

24 Januari 2024

Akses Jalan Rusun Diberi Pita Garis Kuning, Warga Eks Kampung Bayam Tak Diberi Akses Lagi

Kelompok Petani Kampung Bayam Madani (KPKBM) yang merupakan Warga eks Kampung Bayam mengaku tak diberi akses keluar masuk ke Kampung Susun Bayam.

Baca Selengkapnya

Top 3 Metro: Jakpro Sebut Semua Warga Jakarta Bisa Tinggal di Rusun JIS, Iklan Anies di Videotron yang Hilang Kini Muncul di LED Truck

22 Januari 2024

Top 3 Metro: Jakpro Sebut Semua Warga Jakarta Bisa Tinggal di Rusun JIS, Iklan Anies di Videotron yang Hilang Kini Muncul di LED Truck

Dirut Jakpro sebut fungsi rusun, yang sempat disebut Kampung Susun Bayam itu, sebagai hunian untuk pekerja Jakarta International Stadium (JIS).

Baca Selengkapnya

Kisah Kampung Susun Akuarium, Mengapa Ahok Dulu Menggusur Kampung Akuarium?

12 Januari 2024

Kisah Kampung Susun Akuarium, Mengapa Ahok Dulu Menggusur Kampung Akuarium?

Saat Gubernur DKI Ahok, Kampung Akuarium mengalami penggusuran. Apa Alasannya? Sekarang telah berdiri Kampung Susun Akuarium.

Baca Selengkapnya