Ahok Berlakukan Pajak Progresif Sistem Baru Bulan Ini  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 5 Juni 2015 08:44 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menyampaikan kata sambutan dalam Pembukaan Jakarta Fair Kemayoran (JFK) 2015 di Arena JIExpo Kemayoran, Jakarta, 29 Mei 2015. JFK 2015 kali ini berlangsung selama 38 hari, mulai 29 Mei hingga 5 Juli 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan sejak Juni tahun ini pemerintah DKI telah memberlakukan pajak progresif dengan sistem yang baru.

Ahok menuturkan bila sebelumnya pajak progresif berlaku hanya berdasarkan pada nama pemilik kendaraan, maka terhitung per awal Juni tahun ini pajak progresif juga berdasarkan pada alamat.

Ahok menjelaskan pembayaran pajak tersebut juga akan menggunakan sistem uang elektronik atau e-money. "Pembayarannya menggunakan sistem e-money agar kami bisa mengetahui alamat pemilik kendaraan," ujar Ahok di Balai Kota, Kamis, 4 Juni 2015.

Ahok menuturkan dengan penerapan pembayaran pajak menggunakan uang elektronik, pemerintah DKI mampu mengurangi potensi kebocoran. Selain itu, kata dia, sistem pembayaran tersebut akan memudahkan wajib pajak karena pembayaran akan menyesuaikan dengan besaran pajak yang harus dibayar.

"Misalnya jumlah tagihannya sebesar Rp 158.700, wajib pajak tak perlu membayar hingga Rp 200 ribu dan petugas pajak juga tak bisa seenaknya tak mengembalikan kelebihan uang tersebut karena tak memiliki uang kembalian," tutur mantan Bupati Belitung Timur ini.

Kepala Dinas Pelayanan Pajak Agus Bambang Setyowidodo mengatakan, pada peraturan baru ini, kendaran akan dikenakan pajak progresif bila alamat pemiliknya memiliki kesamaan dengan alamat wajib pajak yang telah terdaftar. Meskipun, pemiliknya berasal dari orang yang berbeda.

Sebagai contoh, satu kendaraan milik seorang anak akan dikenakan pajak progresif bila orang tuanya telah memiliki kendaraan. Dengan catatan, mereka masih tercatat berada dalam alamat yang sama sesuai data kependudukan yang tertuang dalam kartu keluarga dan Nomor Induk KTP.

Namun aturan tersebut tak berlaku jika anak tersebut telah menikah dan memiliki identitas baru. "Kalau sudah menikah, anak akan memiliki kartu keluarga dan data yang baru, walaupun mobil tersebut dibelikan keluarganya dan anak tersebut masih tinggal di dekat rumah orang tuanya," tuturnya ketika dihubungi Tempo.

Agus menjelaskan sejak diberlakukannya aturan tersebut sejak awal Juni, hingga saat ini baru separuh dari wajib pajak, yaitu sekitar 7 juta pemilik kendaraan, yang sudah terdata. Keterlambatan pendataan tersebut, kata dia, disebabkan karena dinas kependudukan dan catatan sipil masih memperbarui data penduduk.

Untuk membayar pajak, wajib pajak, Agus mengimbuhkan, bisa membayarnya melalui 8 bank yang telah diajak bekerja sama oleh pemerintah DKI. Delapan bank tersebut antar lain, Bank Mandiri, BRI Bank BNI, BCA, Bank DKI, dan Kantor Pos.

Dengan aturan tersebut, Agus menargetkan akan ada peningkatan sebesar 25 persen dari pajak kendaran bermotor. "Target kami pendapatan dari pajak kendaraan bermotor bisa mencapai Rp 9 triliun," tuturnya.

GANGSAR PARIKESIT

Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

4 jam lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

5 jam lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

7 jam lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

14 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

1 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

2 hari lalu

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

Banyak masyarakat yang mempertanyaan fungsi dan tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lantaran beberapa kasus belakangan ini.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

3 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

4 hari lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

4 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

7 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya