TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah bajaj berhenti di perumahan Villa Kapuk Mas, Penjaringan, Jakarta Utara, 27 Mei 2015, sekitar pukul 09.00 WIB. Setelah memasukkan penumpang dan sejumlah barang, kendaraan beroda tiga itu meluncur ke Pasar Asemka, Jakarta Utara.
BBelum sampai di tujuan, bajaj itu diberhentikan polisi di Jalan Kapuk Muara. "Kami berhentikan, dan ternyata isinya kosmetik tidak berizin," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Azhar Nugroho, Senin malam, 8 Juni 2015.
Menurut Azhar, setelah barang itu diturunkan, dua penumpang yang berada di bajaj menjelaskan asal kosmetik ilegal tersebut. Mendapat keterangan itu, polisi menggeledah tempat pembuatan kosmetik berupa sabun di perumahan Villa Kapuk Mas Blok F Nomor 12, RT 03 RW 04, Penjaringan, Jakarta Utara.
Saat polisi menggeledah, kata Azhar, di dalam rumah berwarna biru itu tujuh karyawan sedang membuat sabun. Pemilik usaha pembuatan kosmetik itu, Kusuma Wijaya, 34 tahun, langsung ditahan polisi. "Pegawainya kami lepas," katanya. "Tersangka ditahan karena tidak bisa menunjukkan izin untuk membuat sabun."
Kepala Unit Kriminal Khusus Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Faruk menuturkan tersangka, yang sudah memproduksi kosmetik palsu itu selama enam bulan, biasanya memasarkan produknya di Pasar Asemka. "Sistemnya menaruh barang di toko," kata Faruk. "Dan sudah punya langganan."
Kusuma mengatakan menjual sabun buatannya dengan harga Rp 2-3 ribu. Untuk membuat sabun itu, Kusuma mencampur bahan-bahan berupa minyak sawit, minyak kering, pelembap, propylene glycol, gula pasir, air, pewangi lemon, pewarna makanan, dan alkohol 500 mililiter. "Ongkos sekali produksi Rp 20-25 juta, dan penghasilan saya ratusan juta per bulan."
Atas perbuatannya, Kusuma dijerat pasal berlapis. Yaitu Pasal 196 juncto Pasal 197 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan/atau Pasal 104 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan dan/atau Pasal 120 Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian dan/atau Pasal 62 ayat 1 Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
HUSSEIN ABRI YUSUF
Berita terkait
4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital
19 jam lalu
Berikut empat tips agar terhindar dari modus penipuan transaksi digital. Contohnya pinjaman online dan transaksi digital lain.
Baca SelengkapnyaBeredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK
1 hari lalu
Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.
Baca SelengkapnyaMarak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya
2 hari lalu
Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.
Baca SelengkapnyaBegini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan
3 hari lalu
Jika Anda tak ingin menerima SMS spam atau penipuan, lakukan ikuti langkah berikut.
Baca SelengkapnyaVietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M
6 hari lalu
Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.
Baca SelengkapnyaKementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
14 hari lalu
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.
Baca SelengkapnyaKelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut
16 hari lalu
Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.
Baca SelengkapnyaDosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator
19 hari lalu
Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.
Baca Selengkapnya'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T
20 hari lalu
Wanita 'Crazy Rich' Vietnam dijatuhi hukuman mati atas perannya dalam penipuan keuangan senilai 304 triliun dong atau sekitar Rp 200 T.
Baca SelengkapnyaWaspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran
25 hari lalu
Hati-hati penipuan melalui percakapan teks yang mengatasnamakan kurir dalam fitur pesan instan saat menggunakan platform belanja online.
Baca Selengkapnya