Masih Ada 10 Keluarga yang Menolak Penggusuran di Pinangsia  

Reporter

Jumat, 12 Juni 2015 08:31 WIB

Korban penggusuran sedang menikmati sarapan pagi di bekas lokasi penggusuran Pinangsia. Sejumlah warga mencoba untuk bertahan di lokasi penggusuran, akibat belum mendapatkan akses kunci rusun Marunda. Jakarta, 29 Mei 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Masih ada 10 kepala keluarga warga Pinangsia yang menolak tawaran menempati Rumah Susun Marunda. Mereka tetap meminta pemerintah membangun kembali rumahnya yang dibongkar pada 27 Mei 2015.

"Ya mana bisa, dibongkar tujuannya untuk dibangun jalan inspeksi," kata Camat Taman Sari Paris Limbong kepada Tempo, Kamis, 11 Juni 2015. Pembongkaran dilakukan di RT 04, 05, 06, RW 06 dan RT 01 RW 07 Kelurahan Pinangsia. Jalan inspeksi selebar sepuluh meter itu adalah untuk perawatan dan normalisasi Kali Ciliwung.

Paris mengaku telah mengingatkan warga dan memberi kelonggaran waktu untuk mengurus kunci rumah susun yang disediakan pemerintah dan menjadi jatah warga. Sebab, jika pengerukan sungai sudah selesai, pembangunan jalan akan segera dikerjakan. "Kalau membandel ya terpaksa akan ditindak tegas," katanya.

Dua pekan lalu ada pertemuan dengar pendapat dengan Komisi A DPRD DKI Jakarta ihwal pembongkaran. Saat itu Paris mengundang 10 warga yang bertahan di atas bongkaran tersebut. "Yang datang ada sekitar 20 warga, tapi yang betul-betul warga saya hanya empat orang," katanya.

Menurut Paris, para anggota Dewan akhirnya paham dan merekomendasikan para warga untuk mengambil kunci Rusun Marunda. Keesokan harinya, Satuan Polisi Pamong Praja membongkar tenda yang didirikan warga tersebut.

Ia mengatakan tak dapat berbuat banyak sebab pemerintah telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Selain memberikan fasilitas rusun, pemerintah membantu mengurus proses pindahan anak sekolah.

"Setelah pengundian, kunci sudah disosialisasikan kepada warga untuk mendata anak-anak sekolah supaya dibantu proses pemindahan sekolahnya. Tapi sampai hari-H tidak ada satu pun data yang masuk," kata dia.

Wilayah yang terkena pembongkaran itu dihuni 531 penduduk dengan 178 kepala keluarga. Namun hanya 114 KK yang dinyatakan berhak menerima rusun.

Menurut Sekretaris Kota Jakarta Barat Muhamad Zen, warga direlokasi ke empat rusun. Di Rusun Komarudin ada 38 unit yang disediakan, Rusun Pulo Gebang lima unit, Rusun Marunda 64 unit, Rusun Daan Mogot tujuh unit. "Baru 58 unit yang pasti diambil oleh 58 keluarga. Sebanyak 56 unit masih belum pasti diambil karena warga yang berhak justru menolak," kata dia.

Salah satu penyebab mereka menolak karena lokasi rumah susun itu sangat jauh dari tempat mereka hidup dan mencari nafkah selama ini, termasuk tempat sekolah anak-anaknya.

Sebelumnya, Bank Dunia menegur Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama soal penggusuran warga miskin. Lembaga donor internasional ini meminta pemerintah memperhatikan faktor ekonomi warga yang dipindahkan.

"Bank Dunia minta, saat relokasi dilakukan, tak boleh ada penurunan ekonomi bagi warga yang dipindahkan itu," tuturnya. Padahal, ujar Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Agus Priyono, banyak warga yang tinggal di bantaran kali tak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).

Agus menjelaskan Bank Dunia akan menunda no objection letter jika pemerintah tak merelokasi warga sesuai dengan standar Bank Dunia. Padahal surat tersebut, kata Agus, sangat diperlukan untuk pengerjaan proyek Jakarta Emergency Dredging Initiatives (JEDI).

DINI PRAMITA

Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

2 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

3 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

6 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

8 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

18 hari lalu

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Penjelasan Ombudsman Kalimatan Timur soal pelaporan Jatam perihal surat OIKN kepada masyarakat Sepaku.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

20 hari lalu

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur melaporkan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ke Ombudsman

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

21 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

27 hari lalu

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

Otorita IKN telah bertemu dengan Komnas HAM membahas soal polemik penggusuran rumah warga Sepaku

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

29 hari lalu

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

OIKN mengadakan pertemuan dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) terkait penataan kawasan di wilayah Sepaku dekat IKN

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

37 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya