Taktik Baru Polda Metro: Ada Tim Awasi Pentolan Preman
Editor
Untung Widyanto koran
Kamis, 25 Juni 2015 15:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian yang baru menjabat mengubah taktik menghadapi preman, yang puluhan tahun membuat resah warga Jakarta dan kota-kota sekitarnya.
"Kami bentuk tim khusus yang bertugas mengawasi pentolan preman-preman yang memiliki pengaruh," kata Tito di Balai Kota Jakarta, Kamis, 25 Juni 2015.
Menurut Tito, langkah anyar itu dilakukan karena selama ini kepolisian hanya menangkap preman-preman kecil tapi tak bisa memberikan efek jera.
Tito mencontohkan, ada satu kelompok preman besar yang saat ini tengah menjalani proses hukum. "Pimpinan premannya kami tembak kakinya dan sekarang berada dalam sel. Langkah tersebut otomatis membuat pengaruh preman tersebut mengendur," ujarnya.
Dia berharap, dengan langkah-langkah tersebut, polisi bisa memberikan rasa aman bagi warga Ibu Kota, khususnya masyarakat yang ingin mudik.
Selain taktik baru, Polda Metro Jaya meningkatkan patroli di tempat-tempat umum, khususnya stasiun kereta api, terminal, bandara, dan pelabuhan. "Kami pun telah memetakan daerah-daerah mana saja yang rawan premanisme," tuturnya.
Dalam kariernya, Tito pernah memimpin Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan menangkap tokoh teroris Azahari Husin dan Noordin Mohammad Top.
Ketika lulus dari Akademi Kepolisian tahun 1987, pria kelahiran Palembang ini menerima bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik. Setelah itu, dia menyelesaikan pendidikan di Universitas Exeter, Inggris, tahun 1993 dan meraih gelar MA dalam bidang police studies.
Gelar doktor Tito diperoleh dari Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura, untuk bidang strategic studies pada Maret 2013.
GANGSAR PARIKESIT