Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membuka apel besar Komitmen Aplikasi Deklarasi Sekolah Bersih, Damai dan Anti Korupsi se-Jakarta di Taman Monumen Nasional (Monas), Jakarta, 30 Desember 2014. Acara ini untuk menjadikan guru-guru teladan yang baik bagi siswanya. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan belum memikirkan opsi untuk mendatangkan hujan buatan demi mengatasi kekeringan di Ibu Kota. Ahok beralasan, kondisi kekeringan di Jakarta belum termasuk kategori darurat.
“Kalau bukan keadaan darurat lalu saya keluarkan anggaran untuk datangkan hujan buatan, banyak musuh saya siap-siap mengincar,” kata Ahok di Balai Kota, Jumat, 31 Juli 2015.
Sebelumnya, beberapa kawasan di DKI terancam kekeringan. Beberapa taman yang berlokasi di Jakarta Barat dan Jakarta Utara rumputnya mengering. Hal itu tak lepas dari musim kemarau yang melanda Ibu Kota.
Ahok menduga bila pemerintah DKI membuat hujan buatan padahal urgensinya belum mendesak, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bakal mempersoalkan. Ahok berkaca pada kasus pembelian tanah Rumah Sakit Sumber Waras, Dewan tetap mempersoalkan kebijakan itu padahal sudah ada kesepakatan dalam nota kesepahaman yang diteken eksekutif dan legislatif.
Namun, Ahok tak menutup mata bila musim kemarau tahun ini bakal membuat dampak kekeringan meluas di DKI. Bila hal itu terjadi dan dia punya kajian yang matang soal potensi kekeringan, ada peluang untuk mengadakan hujan buatan. “Bila Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika umumkan datangnya El Nino lebih lama, hujan buatan bisa dipertimbangkan,” Ahok berujar.
