Pengendara bermotor melintasi tiang monorel yang mangkrak di kawasan Senayan, Jakarta, 13 Januari 2015. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menjamin proyek Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) tidak akan mangkrak seperti proyek monorel. Menurut dia, LRT dan monorel adalah dua proyek yang sangat berbeda.
Proyek LRT, katanya, kita memulai sesuatu yang tidak masalah, mulai dari nol. "Kalau proyek monorel dulu memang sudah ada masalah, sehingga harus diurai. Mengurai masalah kan tidak mudah," kata Jokowi seusai meresmikan pembangunan kereta ringan di Taman Mini, Jakarta Timur, Rabu, 9 September 2015.
Jokowi mengatakan nantinya kereta ringan akan menggunakan tiang-tiang yang dulunya digunakan untuk monorel. Tiang yang dulu dibangun belum sempat terpakai dan masih digunakan untuk LRT.
Jokowi juga menegaskan bahwa proyek monorel sudah sepenuhnya selesai. "Proyek monorel itu urusannya Adhi Karya dan Gubernur DKI Jakarta," katanya.
Pada Juli 2015 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membatalkan proyek monorel karena kontraktor tak bisa memenuhi kewajiban yang dituntut pemerintah DKI.
Salah satu syarat adalah kontraktor harus memenuhi kecukupan modal. Selain itu, harus ada perjanjian bahwa bila pembangunan berhenti di tengah jalan, semua aset yang sudah berdiri akan menjadi milik pemerintah DKI.
Pembangunan LRT terdiri atas dua tahap dengan total panjang 83,6 kilometer. LRT terdiri dari dua lintas pelayanan, yaitu tahap I meliputi lintas layanan Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas dengan 18 stasiun dan panjang 42,1 kilometer.
Tahap II mencakup lintas pelayanan Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol dengan panjang 41,5 kilometer. Tahap pelaksaan pembangunan tahap pertama dimulai pada kuartal akhir 2015 dan ditargetkan selesai 2018. Pembangunan tahap II dimulai pada kuartal akhir 2016 dan berakhir 2018.