Putri Kalideres Dibunuh, Rumah Duka Kebanjiran Pelayat
Editor
Untung Widyanto koran
Minggu, 4 Oktober 2015 13:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Rumah duka tempat tinggal Putri Nur Fauzia, anak perempuan yang dibunuh dan mayatnya diletakkan di dalam kardus, terus didatangi pelayat. Tak hanya tetangga dan keluarga, pejabat Kecamatan Kalideres, Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat, dan Kepolisian Sektor Kalideres melayat ke rumah korban.
"Aparatur pemerintah, Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat, hadir untuk melihat kondisi keluarga yang ditinggalkan dan memotivasi agar keluarga tabah," kata Camat Kalideres Uus Kusmanto, Minggu, 4 Oktober 2015.
Jenazah Putri dikebumikan sekitar pukul 05.30 tadi. Meski demikian, rumah korban bercat hijau tak pernah sepi dari pelayat. Ibu korban tak beranjak sedikit pun dari tempat duduknya. Hingga pukul 12.00, para pelayat terus menyesaki ruang tamu yang berukuran sekitar 20 meter persegi.
Menurut Muhammad Chalik, 41 tahun, paman korban, tamu tak berhenti mengalir sejak pukul 04.30. Meskipun ada saudara yang sedang mengadakan hajatan pernikahan berjarak sekitar 20 meter dari rumah korban, para pelayat terus berdatangan.
Jalan setapak selebar 1 meter sesak oleh bangku-bangku plastik yang disusun berjajar saling berhadapan.
Putri, 9 tahun, yang hilang sejak Jumat siang, ditemukan tewas pukul 22.30 pada hari yang sama di Kampung Belakang, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Putri dinyatakan hilang lantaran tak kunjung pulang ke rumah dari sekolahnya di Sekolah Dasar 05 pagi Kalideres. Padahal, setiap Jumat, korban biasanya pulang sekolah pukul 09.30. "Karena itu Jumat, jadi pulang cepat," kata paman korban, Abdul Khair, 43 tahun.
Abdul menuturkan orang tua Putri telah berpisah sejak lama. Saat ini korban tinggal bersama ibu dan neneknya di Rawa Lele, RT 006 RW 07, Kalideres. Abdul menjelaskan, Putri merupakan sosok yang terbuka. "Dia orangnya selalu bilang kalau ada apa-apa," ujarnya.
DINI PRAMITA | DIKO OKTARA