TEMPO.CO, Jakarta - Saksi kasus pembunuhan dan pemerkosaan Adinda Anggia Putri, siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Mubarok, Jakarta Pusat, yang menghilang membawa uang sebesar Rp 2 juta. Pria berinisial R tersebut pergi bersama dengan istri dan kedua anaknya.
Mertua R, Yos Suroto, mengatakan, uang tersebut merupakan sebagian kecil dari hasil menjaga motor di penitipan motor di belakang Rumah Susun Karet Tengsin, Jakarta Pusat. "Kami sehari-hari berjaga di penitipan motor," kata Yos kepada Tempo di Rusun Karet Tengsin pada Rabu, 18 November 2015.
R menjaga motor bergantian dengan Yos. R bekerja mulai pagi hari hingga sore hari. Kini Yos bekerja seorang diri. Kendaraan yang harus dijaga biasanya berjumlah hingga 132 motor. "Satu motor bayar Rp 25 ribu per bulan," kata Yos. Motor yang dititipkan adalah milik warga di sekitar rusun.
Yos mengatakan R baru satu tahun ini membantu dirinya. Sebelumnya, R bekerja sebagai pencuci motor. "Kadang saya ajak juga menjaga parkir di pasar," katanya.
Sejak menikah dengan anaknya, R memang tidak memiliki pekerjaan tetap. Lelaki kelahiran tahun 1990 tersebut tinggal bersama Yos selama ini. Di rumah berdinding triplek di belakang Rusun, Yos berbagi tempat dengan anak gadisnya, R, anaknya yang menjadi istri R, dan dua orang cucunya.
Namun kini rumahnya sepi. R pergi membawa istri dan kedua anaknya pada Kamis, 29 Oktober 2015. Jejak terakhir R ditemukan di rumah orang tuanya di Cilejet, Parung, Bogor pada Sabtu, 30 Oktober 2015.
R merupakan salah satu saksi yang diperiksa atas kematian Adinda Anggia Putri. Setelah diinterogasi polisi sebagai saksi, R menghilang. Adinda ditemukan tanpa busana, meninggal di hutan di Jasinga, Bogor. Adinda meninggal karena hantaman benda tumpul di kepala. Ia diduga diperkosa sebelum meninggal.