Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melambaikan tangan dari dalam mobil usai memenuhi pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, 25 Februari 2016. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta PDI Perjuangan segera memberikan ketegasan apakah keinginannya mengajak Djarot Saiful Hidayat sebagai pendampingnya dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 disetujui atau tidak.
Basuki, yang lebih dikenal dengan sapaan Ahok, berharap PDI Perjuangan segera melakukan rapat internal untuk memutuskan tawaran Ahok menggandeng Djarot. Teman Ahok, organisasi pendukung sekaligus tim sukses Ahok, harus segera bertemu pengurus PDI Perjuangan.
"Kalau menunggu terlalu lama juga repot," kata Ahok saat ditemui di halaman kantor Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara, Selasa, 1 Maret 2016.
Menurut Ahok, seandainya Djarot tidak mendapatkan surat persetujuan PDI Perjuangan, Teman Ahok akan mengusung nama lain. Ahok mengatakan tidak akan mengusung kandidat pendampingnya sebagai calon wakil gubernur dari partai politik.
Ahok mengatakan dia akan mengambil calon pendamping dari kalangan pegawai negeri sipil. "Sudah saya katakan, yang dibutuhkan negeri ini adalah kepercayaan. Lalu orang percaya ada pejabat jujur, kerja keras, dan sederhana," ujarnya.
Ahok juga mengatakan Teman Ahok terus mengumpulkan dukungan dari warga dengan mendapatkan minimal 1 juta kartu tanda penduduk.
Sebelumnya, Ahok mengatakan akan memutuskan calon pendampingnya pada Maret ini. Dia mengakui hingga saat ini Djarot, yang saat ini menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, masih menjadi pilihan pertamanya. "Tapi, kalau Pak Djarot tidak diizinkan (PDI Perjuangan), saya cari ‘istri baru’," ucapnya.
Ahok juga menyatakan kesiapannya bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 melalui jalur independen.