TEMPO Interaktif, Jakarta:Pedagang pasar tradisional Pondok Gede Bekasi mengeluhkan menurunnya omzet hingga 50 persen. Hal itu disebabkan karena puluhan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bekasi mendirikan tenda dan menginap di depan pasar. “Sejak ada tenda Satpol PP, pasar jadi sepi,” kata seorang pedagang yang tidak mau disebutkan namanya. Selain ditempati petugas Satpol PP, tenda yang sudah dua hari dipasang juga ditempati puluhan anggota Tentara Nasional Indonesia dan petugas kepolisian Bekasi.Menurut dia, banyaknya petugas di pasar membuat pembeli enggan masuk ke dalam pasar. Akibatnya pendapatan pedagang menurun. “Sebelum ada tenda itu, sehari saya bisa dapat uang Rp 500 ribu, sekarang hanya Rp 100-200 ribu,” kata seorang pedagang kelontong yang juga enggan disebutkan identitasnya. Pedagang menginginkan satpol PP dan aparat lain segera meninggalkan pasar. Menurut dia kehadiran mereka membuat kawasan pasar menjadi tidak aman. Lagi pula izin berdagang di Pondok Gede tidak ada masalah. Secara hukum, jatuh tempo sewa kios masih tersisa sembilan tahun lagi.Kepala Bidang Penegakan dan Penindakan Pemerintah Kota Bekasi Rustandi mengatakan pihaknya menempatkan 60 aparat satuan pamong praja untuk berjaga di Pasar Tradisional Pondok Gede. “Kami hanya menjaga, tidak akan ada penggusuran," katanya. Sebelumnya, Pemerintah Kota Bekasi berencana merevitalitasi pasar tersebut. Namun rencana tersebut ditolak ratusan pedagang di sana. Alasanya mereka mereka ingin tetap berdagang di sana sampai masa berlaku sewa kios berakhir. Rudy Prasetyo
Mulai Pekan Depan, Ratusan Ribu Buruh di 38 Provinsi akan Demo Bergantian Tolak UU Cipta Kerja
24 Mei 2023
Mulai Pekan Depan, Ratusan Ribu Buruh di 38 Provinsi akan Demo Bergantian Tolak UU Cipta Kerja
Ratusan ribu buruh dari berbagai wilayah akan melakukan aksi demonstrasi untuk menolak Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja atau omnibus law.