TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 30 orang dari kelompok Koalisi Anti Utang (KAU) melakukan aksi demo di depan gedung MPR-DPR di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (1/8) siang. Mereka menuntut agar Sidang Tahunan MPR kali ini digunakan untuk menggugat kejahatan dan meminta pertanggungjawaban IMF atas terpuruknya ekonomi Indonesia.
Menurut koordinator aksi, P. Raja Siregar, resep-resep yang diberikan IMF kepada Indonesia bukannya memperbaiki perekonomian, tapi malah memperparah kondisinya. Ekonomi semakin terpuruk dan utang yang ada telah membebani APBN, kata Raja. Hal ini, kata dia, seharusnya dilihat anggota MPR untuk menggugat rekomendasi yang menjerumuskan Indonesia.
Koalisi menilai, rekomendasi IMF telah menyulut berbagai macam kerusuhan yang terjadi di seluruh Indonesia. Karena IMF, Indonesia harus menanggung kerugian ekonomi yang sangat besar, kata Raja. KAU mencontohkan kerusuhan yang terjadi Mei 1998 dipicu oleh rekomendasi IMF untuk memotong subsidi pemerintah kepada rakyat.
Raja juga menilai, opsi PPM yang sekarang ini diambil pemerintah tidak berbeda dengan sebelumnya. Walaupun kehadiran IMF secara fisik tidak ada, tapi mereka tetap memastikan pemerintah mengikuti agenda lembaga itu, katanya. Pihaknya mengkhawatirkan IMF tidak akan mau melepaskan Indonesia begitu saja. Karena agenda privatisasi belum berhasil, tambahnya.
KAU sendiri hingga saat ini telah tujuh kali melakukan aksi menggugat kejahatan IMF. Mereka mengaku telah mengirim surat kepada 80 persen anggota MPR untuk mendiskusikan hal ini. Mereka berharap hubungan IMF dengan Indonesia secepatnya diakhiri. (Mahdi Muhammad TNR)