Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Dinas Pertanian, Tanaman, Pangan, Perkebunan, dan Kehutanan, Maulud Wahyudin, mengatakan area persawahan yang tergenang air tersebar di wilayah utara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Di antaranya, Kecamatan Tarumajaya, Muara Gembong, dan Babelan, sejak pertengahan Januari lalu. "Kerugian sudah mencapai Rp 5 miliar," kata Maulud, ketika dihubungi Tempo, Selasa (3/2).
Tahun lalu, kawasan persawahan yang terendam banjir sekitar 18 ribu hektare. Luas area tanaman padi yang gagal panen mencapai 5 ribu hektare.
Sebagai langkah antisipasi supaya banjir tidak meluas, pemerintah daerah mengeluarkan himbauan kepada petani supaya tidak menanam benih padi sampai cuaca aman. "Paling cepat akhir Februari baru bisa tanam lagi," katanya. Pemerintah daerah, lanjut Maulud, akan memberikan bantuan berupa benih padi sebanyak 25 kilogram kepada setiap petani.
Malih, 65 tahun, petrani Desa Buni Bakti, Kecamatan Bebalan, Kabupaten Bekasi, mengaku dua kali menanam benih padi di atas lahannya seluas dua hektar. "Selalu gagal," katanya.
Akibat banjir yang merendam sawahnya sejak pertengahan Januari lalu, dia mengaku menderita kerugian sekitar Rp 1,2 juta hanya dari benih padi yang rusak. "Belum termasuk ongkos tanam dan biaya pupuk," sesal Malih.
Kepala Desa Samudra Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Ibnu Hajar, mengatakan di wilayahnya ada 200 hektare terendam dari total 520 hektare lahan sawah. Banjir terjadi karena limpasan air Kali Bekasi berlebihan.
Menurut Ibnu, hampir semua petani di wilayahnya merugi. Untuk tanaman padi yang sudah sampai proses pemupukan, nilai kerugiannya mencapai Rp 3 juta per hektare.
HAMLUDDIN