TEMPO Interaktif, Jakarta - Mewabahnya flu babi membuat Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso bertambah sibuk. Selain menyediakan ruang isolasi, rumah sakit yang ada di Sunter itu juga memberlakukan sistem zona.
"Kesibukan memang bertambah, tapi masih bisa ditangani," kata Direktur RSPI Sardikin Giriputro, kepada Tempo, Jakarta (13/7). "Cuma trennya terus bertambah," imbuh Sardikin.
Sardikin mengaku tidak mengetahui jumlah pasien yang saat ini dirawat. "Saya tidak pegang datanya. Saya sedang rapat," kata dia. Hingga akhir pekan lalu, RSPI masih merawat 19 pasien flu babi yang terdiri dari 3 orang anak-anak di bawah 15 tahun, dua warga asing, dan lainnya.
RSPI Sulianti Saroso merupakan salah satu rumah sakit rujukan bagi penderita atau yang terduga flu babi. Selain itu masih ada Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto dan lainnya.
RSPI Sulianti menyediakan 35 tempat tidur di Ruang Mawar yang merupakan ruang isolasi bagi penderita. Ruang Mawar tertutup bagi umum dan hanya bisa diakses oleh perawat atau dokter dengan mengenakan pelindung tubuh lengkap, mulai dari masker, pakaian, sepatu, kacamata pelindung, sarung tangan, dan penutup kepala.
Menurut Sardikin, total 80 orang petugas ditugaskan khusus menangani mewabahnya dan bertambahnya pasien flu babi. "Mereka dibagi dalam berbagai shift," kata Sardikin. Diantaranya terdiri dari petugas laboratorium, radiologi, perawat, hingga satuan pengamanan.
Sejak mewabahnya penyakit flu babi, RSPI mulai membagi zona di dalam kawasan rumah sakit. Zona hijau bebas diakses siapa saja, zona kuning merupakan zona peralihan yang mewajibkan menggunakan masker, dan zona merah yaitu zona terlarang yang hanya diakses orang terbatas.
Pantauan Tempo di RSPI Sulianti, beberapa ruang yang termasuk zona kuning adalah ruang rontgen, poliklinik imunisasi, poliklinik karyawan, dan lainnya. Zona merah melingkupi ruang mawar dan laboratorium.
Selain fungsi-fungsi utama di rumah sakit tersebut, RSPI Sulianti juga memfungsikan gedung baru yang terletak di bagian belakang. Setiap pasien terduga flu babi, akan dibawa dulu ke bagian triase yang ada di gedung baru tersebut. "Untuk diverifikasi perlu dirawat atau tidak," kata Sardikin.
Menurut Sardikin, dalam proses triase tersebut, pasien akan diuji secara laboratorium untuk mengetahui tertular atau tidak. "Ada alat tes, alat laboratorium, dan juga periksa klinik," ujarnya.
TITO SIANIPAR