TEMPO Interaktif, Tangerang - Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang membentuk tim untuk masuk ke setiap pondok pesantren yang ada di wilayah itu untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi penanganan flu babi (H1N1).
Cara ini dilakukan agar kejadian serupa di pondok pesantren Daar El Qolam, Jayanti tidak terulang lagi. Ratusan santri di sana diserang demam massal. Belakangan sebagian dinyatakan positif flu babi. Tapi sikap pesantren itu tidak kooperatif dan bertindak sendiri sehingga sempat mengacaukan prosedur tetap penanganan penyakit wabah dalam pondok pesantren itu.
”Agar pondok pesantren tidak merasa ekslusif,” ujar Kepala Bidang Pemberantasan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Yully Soenar Dewanti, kepada Tempo, Minggu (26/7).
Kejadian di Daar el Qolam, kata dia, cukup dijadikan pelajaran agar hal serupa tidak terulang lagi. Tindakan Daar El Qolam yang memulangkan santri yang sakit sangat disesalkan karena berpotensi menyebarluaskan wabah penyakit.
Menurut Yully, wabah flu babi yang kini banyak terjadi bisa dikendalikan jika semua pihak mau bekerjasama dan memahami jenis penyakit tersebut. Antisapasi pencegahan dan penularan bisa dilakukan bersama-sama semua pihak termasuk pesantren.
Pondok pesantren, ia melanjutkan, merupakan sebuah wadah yang memiliki jumlah komunitas yang sangat banyak. Kondisi ini, kata dia, menjadikan pesantren sangat rentan dijangkiti penyakit wabah seperti flu babi dan dengan cepat menulari orang banyak. ”Ini harus dicegah sedari sekarang,” katanya.
Yully mengatakan semestinya pihak pengelola pesantren maupun lembaga pendidikan lainnya lebih memahami undang-undang kesehatan dan undang-undang wabah penyakit. ”Jadi jangan keuntungan saja yang dipikirkan,” katanya.
Saat ini Dinas Kesehatan tengah mendata jumlah pasti dan alamat semua pondok pesantren yang ada di Kabupaten Tangerang yang jumlahnya mencapai ratusan lebih.
JONIANSYAH