TEMPO Interaktif, Bogor – Akibat pergeseran tanah yang terjadi di Kampung Sipandan dan Panggulaan Desa Curugbitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, sebanyak 321 jiwa atau 85 Kepala Keluarga harus dievakuasi. Selain itu, kondisi puluhan rumah mengalami rusak ringan dan tujuh rumah rusak berat dan tidak layak huni.
Menurut seorang pemilik rumah, Minah (55), kejadian berawal pada 25 November 2009. Hujan deras yang mengguyur sejak magrib hingga pagi hari berbuntut dengan terjadi pegeseran tanah yang mengakibatkan rumah retak-retak dan nyaris terbelah.
Kondisi terparah terjadi pada rumah Amat, Rowi, Daday, dan Madi yang ada di Kampung Sipandan, sedangkan yang berada di Kampung Panggulaan tiga rumah milik Nami, Uni, dan Yadi ke semua bangunan kondisinya terberlah dan nyaris mabruk.
Ubin di bagian dalam rumah terkelupas dan terlihat cekungan akibat tanah yang amblas di ruang tengah, kamar tidur, serta dapur. Kondisi itu terjadi pada tujuh rumah yang ada di kedua kampung di Desa Curugbitung. “Sebelum diungsikan kami kalau malam kami tinggal dirumah saudara kami di desa lain,” ujar Minah.
Dua kampung tersebut persis di atas sebuah bukit, kondisi lingkungan yang berbukit-bukit membuat warga khawatir jika tejadi hujan akan menimbulkan longsor. “Kalau hujan kita khawatir terjadi longsor makanya kita sementara ini tidak tidanggal di rumah, baru dua hari ini ada tenda pengunsian,” ujar Minah.
Berdasarkan data di Kecamatan Nanggung, di Kampung Sipandan tercatat 56 KK terdiri dari 216 jiwa yang harus dievakuasi. Sedangkan di Kampung Pangulaan tercatat 29 KK terdiri dari 105 jiwa yang harus di evakuasi.
Sementara itu bantuan dari pemerintah daerah baru mulai dilakukan sejak Rabu (9/10), padahal peistiwa terjadi sejak 25 November. Ketika dikonfirmasi, Camat Nanggung Ujang Supendi, membantah kalau pihaknya terlambat dalam menangani peristiwa tesebut.
“Sehari setelah peristiwa kami bersama aparat yang lain dari Polsek dan Koramil datang ke lokasi dan mengimbau kepada warga untuk tetap tenang,” kata Ujang saat ditemui di lokasi, Kamis (10/12).
Saat ini Pemerintah Kabupaten Bogor memberlakukan kondisi tanggap darurat untuk menanggulangi kondisi yang terjadi di Desa Curugbitung dengan membangun dua tenda besar di dua lapangan yang ada di sana.
Selain itu, menurut Kepala Kesatuan Bangsa Kabupaten Bogor Wawan Setiawan, pihaknya tengah berkoordinasi untuk membangun dapur umum. “Untuk logistik telah disiapkan bahan makanan cukup untuk satu minggu ke depan,” ujar Wawan.
Wawan juga menuturkan, setelah meninjau lokasi dirinya akan melaporkan kondisi di Desa Curugbitung dan bila perlu akan mengusulkan untuk membentuk tim yang akan mengkaji apakah lokasi kampung tersebut masih layak untuk hunian atau tidak.
“Tim akan melibatkan instansi lain seperti Dinas ESDM, Tatarunag, Pemukiman, untuk mengkaji kontur tanah di sini,” ujar Wawan. Dia tidak bisa memprediksi sampai kapan warga akan dievakuasi.
DIKI SUDRAJAT