TEMPO Interaktif, Jakarta - Hanya karena berkelahi dengan kawannya di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, Muhammad Rifky, 15 tahun, harus merasakan timah panas di betis kanan. Penembakan itu diduga dilakukan anggota Buser Kepolisian Sektor Metro Koja, sekitar tiga bulan lalu.
Ironisnya, keluarga baru mengetahui satu setengah bulan pascapenembakan. "Yang memberitahu keluarga adalah kawan Rifky, yang bernama Subhan," kata paman korban, Zulkifly, 49 tahu, saat ditemui di kantor Kepolisian Sektor Metro Koja, Jakarta, Senin (14/12).
Padahal, Zulkifly melanjutkan, Rifky yang tinggal di Jalan Walang Sakti, Plumpang Semper, RT 06, RW 012, Tugu Utara, Jakarta Utara, ini hanya terlibat perkelahian dengan kawannya bernama Aco, 20 tahun, warga Permai. Diduga persoalan berawal dari rebutan menadah bensin dari mobil tanki Pertamina.
Berdasar pengakuan Rifky kepada Zulkifly, akibat perkelahian yang terjadi sekitar bulan puasa lalu itu, lawannya menderita luka di kepala dan berdarah. Kemudian Rifky melarikan diri ke Bekasi. "Dia takut, karena katanya korban memiliki saudara yang menjadi anggota polisi," ujar pria yang juga menjabat Wakil Ketua Front Pembela Islam Kecamatan Koja, ini menceritakan kembali pengakuan Rifky.
Polisi pun akhirnya mengetahui keberadaan Rifky yang bersembunyi di Bekasi, dan menangkapnya. Selanjutnya Rifky dibawa ke daerah Sunter Podomoro. "Sampai di Sunter, dia disuruh turun," kata Arifin, 43 tahun, paman Rifky yang lain, ikut menjelaskan. "Lalu ditembak dari belakang, sehingga seolah-olah lari."
Arifin merasa tidak terima karena ponakannya ditangkap di luar prosedur. "Urusan sepele kok pakai ditembak," ujar dia. Menurutnya, Kepala Kepolisian Sektor Metro Koja Komisaris Agus Suwito sudah mengakui kesalahan prosedur penangkapan itu. "Beliau sudah meminta maaf dan berjanji akan bertanggung jawab," katanya.
Wakil Kepala Resor Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Suherman, membenarkan adanya kejadian penembakan terhadap Rifky. Hanya, sampai saat ini, polisi masih akan menyelidiki prosedur penanganan yang terjadi. "Kalau ada pelanggaran pasti akan kami tindak tegas," kata Suherman. "Karena kami memang sedang berusaha menjaga citra dan memperbaiki kepolisian."
WAHYUDIN FAHMI