"Kami kecewa karena kemarin juga sudah batal," kata Ketua Panitia Wini Anggraeni di kantor AJI. Namun, kata Wini, diskusi tetap dilanjutkan tanpa kehadiran perwakilan TV ONe. "Rencananya dilakukan teleconference atau interview jarak jauh dengan Indy (Rahmawati)."
TV One sedang menghadapi masalah hukum. Kasus dugaan makelar palsu yang ditayangkan oleh TV One tengah ditangani Mabes Polri dan Dewan Pers. Polisi menetapkan Andris Ronaldi, pria yang mengaku sebagai markus di Mabes Polri, sebagai tersangka.
Program 'Apa Kabar Pagi' yang menayangkan pengakuan Andris itu ditangani oleh Indy Rachmawaty. Indy diduga merekayasa berita dengan meminta Andris berperan sebagai makelar kasus di Mabes POlri. TV One pun diduga telah menyiapkan skenario untuk dibacakan Andris.
Wini menjelaskan, awalnya diskusi dijadwalkan pada Jumat, 16 April lalu, pukul 16.00 WIB. Acara batal karena TV One dipanggil Dewan Pers. "Pembatalan datang dari mereka (TV One)," ujarnya. Belakangan, TV One meminta waktu diskusi pada malam ini pukul 19.00 dengan asumsi semua kewajiban sudah selesai. Ternyata mereka kembali tidak hadir. Beberapa petinggi TV One yang dihubung AJI Jakarta juga tidak bisa memberi kepastian kehadiran.
Diskusi tengah berlangsung dengan narasumber antara lain anggota Dewan Pers Bekti Nugroho, Direktur LBH Pers Hendrayana, dan ketua Divisi Elektronik AJI INdonesia Dhandy Laksono. "Kami masih mencoba menghubungi Indy," ujar Wini.
Tito Sianipar