TEMPO Interaktif, Jakarta -Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Muryanto mengatakan telah mengevaluasi amblesnya jembatan di Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara, sepanjang sekitar 103 meter dengan kedalaman 7 meter. Menurut Djoko, robohnya jembatan yang terjadi dini hari tadi adalah akibat pengerukan Kali Japat yang berada di bawah jembatan itu tahun lalu.
"Pengerukan membuat tekstur tanah di bawah jalan itu tergerus," kata Djoko siang ini seusai memantau jalan yang kerap dilewati kendaraan peti kemas besar bermuatan berat itu. Lagipula, kata Djoko, jembatan itu berada di ujung sungai sehingga sangat berpotensi terkena dampak abrasi. Selain faktor itu, penebalan jalan di atas jembatan juga tidak memperhitungkan kekuatan pondasi di bawahnya. Dengan kondisi tanah yang berbeda karena pengerukan ditambah pondasi jalan yang labil, membuat jembatan ambles.
Mulai Jumat besok (17/9), Bina Marga sudah akan merekontruksi. Tiang pancang akan dipasang seperti yang diterapkan di Jalan Tol Sedyatmo. Bina Marga juga sudah memesan bahan bangunan seperti balok-balok beton sebagai pondasi siang ini. Alat-alat berat juga sudah disiapkan. Perbaikan akan diupayakan selesai secepatnya.
Sepanjang 142 kilo meter jalan di Jakarta adalah jalan negara. "Seluruh Indonesia ada 38 ribu kilo meter yang berstatus jalan negara," kata Djoko. Jalan RE Martadinata termasuk salah satunya. Tanggungjawab perbaikan atau pemeliharaan ada pada Kementerian Pekerjaan Umum. Untuk perbaikan jalan negara, Kementerian PU menganggarkan Rp 200 miliar per tahun.
HERU TRIYONO