“Warga tidak suka karena sering ditilang polisi,” kata Edi siang ini kepada wartawan. Namun ia membantah rumor penyerangan pos lalu lintas (poslantas) karena seorang polisi meminta tebusan Rp 500 ribu untuk tilang. “Tidak ada itu, hanya rumor,” katanya bermimik serius.
Edi mengatakan pihaknya sudah mengklarifikasi rumor tersebut kepada warga dan tokoh masyarakat setempat, yang berkumpul di kantor Kepolisian Sektor Curug Banten, siang ini. Dalam pertemuan, katanya, warga menuturkan bahwa selama ini warga kesal karena sering ditilang polisi oleh yang berjaga di poslantas tersebut.
Padahal poslantas dibangun oleh warga dan berada di atas lahan milik warga. Terkait dengan rumor, dia meminta warga yang merasa ditilang dan dimintai uang Rp 500 ribu untuk menghadap polisi. “Kalau ada polisi yang seperti itu, langsung disikat,” kata Edi
Hingga siang ini, musyawarah antara warga dan polisi masih berlangsung. Pantauan Tempo, pos lalu lintas yang sempat dirusak warga sudah relatif aman. Ratusan polisi yang berjaga-jaga, berangsur-angsur dikurangi.
Arus lalu lintas dari arah Tangerang kota ke kabupaten yang sempat mengular hingga tiga kilometer hingga siang ini mulai mencair. Arus kendaraan dari tol Tangerang Merak yang keluar Bitung juga terpantau berangsur-angsur normal.
JONIANSYAH