TEMPO Interaktif, Jakarta -Harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur melonjak pasca bencana gunung Merapi, di Jogjakarta.
Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) wilayah DKI Jakarta Nellys Soekidi mengatakan semenjak terjadinya letusan gunung Merapi, beberapa daerah penghasil beras otomatis berhenti mengirimkan stok berasnya.
"Bulan November produksi kurang. Muntilan, Magelang, Klaten dan Boyolali tidak lagi produksi beras," ujarnya saat dihubungi, siang ini.
Harga beras di Pasar Induk Cipinang untuk beras kualitas menengah dari IR 64 III sampai IR 64 I melonjak dari harga Rp 5.859 menjadi Rp 6.364 per kilogram.
Nellys memprediksi kenaikan harga akan terus terjadi hingga Januari mendatang. "Panen memang tidak sebagus sebelumnya, otomatis harga naik," kata dia.
Sementara itu menurut Pedagang beras Sinar Jaya, Harsono Rusli, 51 tahun, lonjakan harga merata di seluruh jenis beras. "Harga naik banyak, ini harga tertinggi dalam dua tahun terakhir. Paling mahal sekarang," ujarnya.
Harga beras IR 64 KW III kualitas rendah melonjak dari Rp 5.600 menjadi Rp 6.300 per kilogram. Beras IR 64 KW I kualitas menengah naik dari harga Rp 6.700 menjadi Rp 7.400 per kilogram. Sementara beras Pandan Wangi dijual seharga Rp 12.000, naik dari sebelumnya Rp 11.500 per kilogram.
Harsono menuturkan lonjakan harga dikarenakan minimnya produksi padi setelah habis masa panen. Tingginya intensitas hujan juga membuat gabah sulit kering. "Baru panen lagi bulan Februari depan, harga pasti naik terus," kata dia.
VENNIE MELYANI