TEMPO Interaktif, Jakarta - Meski banyak diberitakan media, jumlah kasus penculikan anak di ibu kota ternyata menurun. Kasus penculikan anak di tahun 2010 berjumlah 22, menyusut dari tahun sebelumnya sebanyak 77 kasus. "Dari 22 kasus, 18 kasus sudah selesai," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar di kantornya, Selasa (18/1).
Dari lima belas wilayah hukum di bawah Polda Metro Jaya, Baharudin menjelaskan, Jakarta Timur merupakan wilayah dengan kasus penculikan anak terbesar sepanjang tahun 2010. "Ada lima kasus, sudah selesai empat," ujarnya.
Sementara, kasus penculikan anak di tahun ini diakui Baharudin kembali terjadi. "Memang ada kecenderungan terjadi, walaupun tidak marak," katanya.
Menurut Baharudin, kasus-kasus tersebut dianggap marak terjadi karena beberapa kasus berskala besar. Ia mencontohkan kasus penculikan dan kekerasan terhadap anak yang dilakukan Sartono di Kepulauan Seribu. "Korban-korban yang diakuinya banyak," ujarnya.
Padahal, kasus-kasus penculikan anak yang ditangani Polda Metro Jaya itu, dikemukakan Baharudin, didominasi penculikan dengan motif perselisihan keluarga. "Misalnya, orang tua berselisih lalu ayahnya mengambil anaknya, oleh ibunya dilaporkan sebagai penculikan," katanya.
Ia menjelaskan polisi juga sudah melakukan upaya untuk mengantisipasi masalah penculikan anak. "Semua fungsi-fungsi operasi sudah siap melakukan tugas," ujarnya. Baharudin mencontohkan Unit Pembinaan Masyarakat di setiap Kepolisian Sektor berpatroli ke sekolah dan tempat-tempat yang banyak didatangi anak-anak agar tidak jadi sasaran penculik.
Selain itu, Baharudin mengatakan, para orang tua diimbau memperhatikan pergaulan anaknya. Sekolah-sekolah juga harus menerapkan metode pengamanan terhadap anak. "Contohnya, dalam penjemputan, anak dijemput dari sekolah dengan bukti," ujarnya.
PUTI NOVIYANDA