TEMPO Interaktif, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan perlunya ditinjau kembali apakah penggusuran terhadap Masjid Al Awwabin yang terletak di Jalan Mangga Besar I, Jakarta Barat, perlu dilakukan. Fauzi juga mengaku sering melakukan ibadah salat di Masjid tersebut.
“Itu yang beberapa kali dirombak adalah bagian masjid yang bukan peninggalan 1700 sekian itu. Tapi memang di dalamnya ada bagian yg lama yang perlu dipelajari itu,” kata Fauzi, Selasa (1/2)
Fauzi mengakui kawasan masjid tersebut memang belum tentu merupakan cagar budaya dari Jakarta, karena sudah beberapa kali dirombak. Dan karena ada peninggalan lama di dalam masjid tersebut, maka pemugaran yang dilakukan harus disesuaikan agar tidak merusak.
Pakar perkotaan, Rai Patrada, menilai munculnya isu penggusuran masjid tersebut agar warga setempat menyalurkan amarahnya ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan anggapan DKI tak becus mengurusi sesuatu. Dia beranggapan kalau masjid itu digusur demi lahan parkir atau tempat hiburan, tindakan tersebut adalah tindakan bodoh. Apalagi, di kawasan itu jumlah masjid tak terlalu banyak.
“Tak menutup kemungkinan ada tujuan politik di balik isu ini,” katanya.
Masjid Al-Awwabin kini telah memiliki dua lantai berlapis keramik. Bangunannya yang menempati lahan seluas 400 meter bercat putih, tampak polos tanpa banyak aksen. Kendati terletak di gang sempit yang tak muat dilalui mobil, namun ia hanya berjarak sekitar 200 meter dari pusat perdagangan barang elektronik, LTC Grogol
"Ada yang mengaku memiliki tanah itu, namanya Zubaidah, tapi saya tidak yakin," kata Awi, Ketua RW 04, kelurahan Mangga Besar, tempat Masjid Al- Awwabin berada. Pasalnya, menurut Awi, sertifikat yang dimiliki Zubaidah berangka tahun lebih muda dibanding bangunan masjid. "Tapi saya tidak hapal angka tahunnya. Yang jelas masjid itu sudah tua, sejak masih berbentuk musala kecil," ujar pria Tiong Hoa ini. Ia menambahkan, "Mungkin itu masjid tertua di Mangga Besar."
RENNY FITRIA SARI