TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Terminal Grogol M. Nasir mengaku kewalahan dengan sikap bandel para agen tiket bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) yang masih menjual tiket di Terminal Grogol. Padahal, bus AKAP sudah dilarang memasuki terminal itu sejak awal bulan ini.
"Padahal, sudah dijelaskan mereka akan dikembalikan ke kantor pengawas masing-masing," kata M. Nasir, Ahad (24/4).
Soal sanksi kepada mereka yang bandel, Nasir masih menunggu instruksi dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta. "Dari alasan yang diberikan kepada pengelola, agen-agen itu masih berjualan di sini karena takut kehilangan pekerjaan," ujar Nasir.
Nasir menolak usulan agar bus kota dan angkutan kota didorong masuk terminal untuk menggusur bus AKAP. "Terlalu berisiko seperti itu, takut bentrok. Nanti kami dikira mengadu domba," katanya.
Sejak 1 April lalu, bus AKAP sudah dilarang memasuki Terminal Grogol karena terminal itu akan dikembalikan ke fungsi awal sebagai terminal bus dan angkutan dalam kota. Bus AKAP yang biasa mengisi penumpang di sana akan dikembalikan ke kantor pengawas masing-masing seperti Terminal Pulo Gadung, Rawamangun, Lebak Bulus, Kampung Rambutan, atau Kalideres.
Namun, dari pantauan Tempo, beberapa bus AKAP seperti PO Lorena trayek Tegal-Pemalang-Bumiayu-Purwokerto, PO Sahabat trayek Kuningan-Cirebon-Luragung, atau PO Kramat Jati masih terlihat mengisi penumpang di terminal itu.
Agen tiket pun membuat loket dadakan dari drum atau meja kecil sebagai pengganti loket yang telah dibongkar beberapa waktu lalu. Petugas yang lain pun masih berkeliling menawarkan tiket kepada calon penumpang.
Slamet, petugas penjual tiket dari PO Sahabat, mengaku akan tetap berjualan tiket di Terminal Grogol karena masih banyak penumpang yang mencari bus di terminal itu. Ia berdalih masyarakat Jakarta enggan ke Terminal Kalideres karena jauh dan tidak nyaman. "Penumpang masih nyaman di sini. Masih banyak. Jadi, saya akan tetap berjualan di sini," katanya.
ARIE FIRDAUS