TEMPO Interaktif, Jakarta - Sempat terjadi ketegangan kecil antara aparat dengan para pengunjuk rasa. Ini bermula saat pengunjuk rasa membakar ban di depan istana negara kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata oleh polisi. Beruntung kejadian ini tidak menyulut emosi massa. "Tenang, tenang. Pak polisi sudah dong, jangan banyak-banyak gas air mata," ujar seorang koordinator massa melalui pengeras suara.
Para koordinator aksi hari buruh memang terlihat berusaha keras agar aksi hari ini berjalan damai. Berkali-kali mereka memperingatkan anggotanya untuk tetap berada dalam rombongan dan memerhatikan kawanannya. "Jangan sampai ada penyusup yang berusaha mengadu domba," ujar seorang kordinator kelompok melalui pengeras suara.
Dalam aksi ini, hadir pula artis, aktivis, sekaligus anggota DPR RI, Rieke Dyah Pitaloka dalam unjuk rasa yang dimotori oleh Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia 98 (PPMI98). Dalam orasinya, ia meminta pemerintah untuk mengkaji UU Kerja Nomor 13 Tahun 2003 serta menuntut keluarnya UU yang mengatur Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS). Menurutnya, dengan keluarnya UU BPJS ini persoalan kaum buruh, seperti jaminan kesehatan, jaminan hari tua, dan jaminan kematian dapat terpecahkan. "Karena yang butuh dana saat pensiun bukan cuma PNS saja," ujarnya disambut teriakan para pengunjuk rasa.
Sementara itu, kondisi di sekitar istana negara saat ini masih dipenuhi ribuan pengunjuk rasa, namun sebagian besar dari mereka tidak lagi melakukan orasi dan hanya duduk beristirahat. Sebagian pengunjuk rasa juga mulai meninggalkan lokasi unjuk rasa.
RATNANING ASIH