TEMPO Interaktif, Jakarta - Satu kelas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 189, Klender, Jakarta Timur telah setahun lebih dikosongkan karena rawan ambruk. Salah satu kelas yang digunakan siswa kelas VIII SMPN 189 kondisinya sangat mengenaskan. Genteng di atap sudah banyak yang jatuh. Eternit dalam kelas sudah ambrol. Kaca dan tembok sudah banyak yang rusak dan retak. Kondisi mengenaskan ini sudah dibiarkan sejak tahun 2010.
Kelas ini adalah satu ruangan dari satu bangunan di kompleks SMPN 189. Persis di sebelah kelas ini, ada satu kelas yang kondisinya tidak jauh lebih baik, namun masih digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
"Terpaksa, tidak ada ruangan lagi," kata Santoso, guru matematika, saat ditemui Tempo, Senin, 30 Mei 2011. Ia juga menyatakan para siswa yang seharusnya menempati kelas yang rusak dipindahkan ke ruang labotarium.
SMPN 189 dibangun tahun 1979 di atas lahan seluas 4.000 meter persegi. Sekolah ini telah melakukan renovasi pada tahun 2009. "Renovasi, tapi tidak semua," kata Santoso.
Pada saat itu pemerintah merenovasi 12 ruangan di sekolah ini, antara lain ruang kelas, labotarium, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, dan ruang bimbingan konseling.
Saat ini ada enam ruang kelas yang rawan ambruk dengan satu ruang kelas yang kondisinya sangat mengenaskan. Padahal, bangunan ini digunakan belajar oleh 800 siswa pada pagi dan siang hari. "Kalau hujan pasti bocor," kata Santoso.
FRANSISCO ROSARIANS