TEMPO Interaktif, Tangerang - Seorang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9 Tangerang Selatan meninggal dunia secara mendadak Rabu dini hari, 13 Juli 2011. Siswa bernama Amanda Putri Lubis, 16 tahun, itu sempat dilarikan ke Eka Hospital Bumi Serpong Damai karena mengalami gangguan pernapasan. ”Dokter menggunakan alat pompa jantung, tapi nyawanya tidak tertolong,” kata Elvian Lubis, ayah Amanda.
Elvian menduga, putrinya itu menderita kelelahan setelah 2 hari mengikuti kegiatan orientasi sekolah. ”Semalam masih terlihat sehat,” kata Elvian. Namun, mendadak kesehatan gadis itu drop dan tak sadarkan diri. “Padahal dia tidak punya riwayat penyakit jantung.”
Hari pertama masuk di SMA 9, kata Elvian, putri bungsunya itu disuruh membawa barang yang aneh. ”Saya tidak menyalahkan sekolah. Tapi, saya mau tahu anak saya disuruh bawa macam-macam barang untuk apa,” katanya. Barang yang harus dibawa anaknya ke sekolah itu misalnya tas karung, air satu setengah liter, sapu, dan bambu.
Evan Miraj Lubis, kakak Amanda, mengatakan pada hari pertama itu Amanda mengenakan pakaian olah raga, bawa air satu setengah liter, tas karung, dan topi dari corong minyak. ”Hari kedua disuruh bawa bambu, koran, dan tanaman,” kata Evan. Selama mengikuti orientasi, Amanda tidak pernah mengeluh. Dia juga tidak pernah bercerita apa saja yang dia kerjakan di sekolah.
Hingga Selasa malam, tidak ada tanda-tanda Amanda menderita sakit. Bahkan dia masih sempat memotong-motong batang bambu. Namun, lewat tengah malam kondisi kesehatannya langsung drop. Bahkan dia jatuh pingsan. Keluarga segera melarikan Amanda ke dokter terdekat. Setelah mendapat bantuan pernapasan, gadis itu sempat siuman.
Juru bicara SMA 9 Wahidah Nurhasanah membantah ada kekerasan kepada siswa baru dalam kegiatan orientasi sekolah. Orientasi itu hanya berisi materi pengenalan lingkungan sekolah.
Terkait dengan peralatan yang dibawa siswa, menurut Wahidah, itu dilakukan untuk penyeragaman. ”Sebagai siswa baru, kami ingin para siswa seragam, tas karung berisi makanan, minuman atau perbekalan mereka setiap hari,” katanya. Sementara, untuk sapu, bambu, dan tanaman digunakan untuk kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah.
Selama mengikuti orientasi, pihak sekolah juga tidak melihat Amanda mengalami gangguan kesehatan. “Kami cek dari usaha kesehatan sekolah (UKS), Amanda tidak pernah bermasalah dengan kesehatan,” katanya. Jika masalah kelelahan, semua siswa yang mengikuti kegiatan tersebut pastilah merasa lelah yang sama. ”Jadi kematian Amanda sama sekali tidak ada hubungannya dengan kegiatan orientasi sekolah,” katanya.
JONIANSYAH