TEMPO Interaktif, Bekasi - Perusahaan Daaerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi menduga pencemaran di Kali Bekasi terjadi akibat limbah dari sejumlah pabrik. Selain pabrik obat anti nyamuk, pabrik kertas juga membuang limbahnya berupa bubur kertas ke kali. "Pencemaran sudah sangat parah," kata Direktur PDAM Tirta Bhagasasi Wahyu Prihantono di kantornya, Selasa, 20 September 2011.
Akibat pencemaran itu, PDAM keculitan memperoleh air baku untuk diolah menjadi air bersih. Sebab, air baku dari Kali Bekasi mengandung berbagai zat kimia. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kandungan zat kimia itu berupa pestisida yang biasa digunakan untuk pembuatan obat anti nyamuk. Selain itu, dari sampel air yang diteliti PDAM juga ditemukan bubur kertas. "Jadi, pencemaran tidak hanya dilakukan satu perusahaan," kata Wahyu.
Pabrik obat anti nyamuk dan pabrik kertas, kata Wahyu, berada di lokasi yang berdekatan di daerah Cileungsi, Kabupaten Bogor. PDAM sudah melaporkan masalah ini ke Gubernur Jawa Barat. "Saya laporkan dua-duanya," kata Wahyu. "Pemerintah Jawa Barat yang punya kewenangan menindak."
Dalam laporan yang disampaikan Senin lalu, Wahyu tak menyebutkan nama perusahaan yang diduga mencemari sumber air baku PDAM. Tetapi, Wahyu menunjukkan posisi kedua perusahaan tersebut, berada di bantaran Kali Bekasi, di Cileungsi. Wahyu meminta Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLHD) Kota Bekasi dan Jawa Barat proaktif meneliti instalasi pengolahan limbah semua industri yang berada di bantaran Kali Bekasi untuk mencegah pencemaran. "Saya yakin banyak industri tak memiliki instalasi pengolahan yang baik," katanya.
Kepala PLHD Kota Bekasi Dadang Hidayat meminta PDAM Tirta Bhagasasi berkoordinasi jika ada temuan pencemaran. Termasuk hasil uji laboratorium sampel air, menurut Dadang, seharusnya disampaikan agar pengawasan dan pencegahan bisa dilakukan bersama-sama. "Mekanisme pengawasan tidak bisa dilakukan satu institusi saja," katanya.
HAMLUDDIN